Borong, Vox NTT-Warga kampung Sok dan Bondo, Desa Compang Ndejing dan Watu Mori, Kecamatan Rana Mese merasa dianaktirikan oleh Pemkab Matim lantaran tidak mendapatkan jatah air PAM.
Donatus Hur, warga Bondo Desa Watu Mori saat ditemui VoxNtt.com, Senin (22/10/2017) mengatakan sudah lama mereka merindukan air minum bersih milik BLUD SPAM Matim.
Mirisnya, pipa penyalur air melewati Kampung Bondo. Namun, warga tidak diberi jatah air PAM.
“Kami seperti anak tirinya Pemda Matim. Ko di Golo Mongkok warga dapat air PAM, kami di sini tidak. Padahal sama-sama di pinggir jalur yang dilalui pipa air milik BLUD SPAM. Ini kan kelihatan Aneh,” keluh Donatus.
Dia mengaku untuk kebutuhan sehari-sehari, warga Bondo terpaksa mengonsumsi air kali Wae Laku.
Belum lagi, kata Donatus, jika di Wae Laku ada pengerjaan proyek berarti air tidak layak dikonsumsi.
Warga terpaksa tetap mengonsumsi air itu lantaran tidak ada sumber air lagi di dekat Kampung Bondo.
“Setiap hari kami timba air di kali. Dan banyak pejabat Matim dan DPRD yang melihat keadaan kami. Tetapi, ko tidak kunjung diperhatikan. Kami ini masyarakat Matim ingin seperti yang lain konsumsi air bersih,” katanya.
Terpisah, Kasmir Mit warga Sok Desa Compang Ndejing menegaskan, Pemkab Matim seharusnya tidak boleh tebang pilih dalam melayani kebutuhan masyarakat.
Air minum milik BLUD SPAM Matim juga sangat dibutuhkan warga Sok.
“Di Golo Mongkok dapat air sementara Bondo dan Sok tidak diperhatikan. Kami dibiarkan minum air kali, mandi di kali dan cuci di kali yang airnya kotor. Kami manusia bukan hewan,” ujar Kasmir.
Karena itu dia meminta kepada Pemkab Matim melalui BLUD SPAM agar memasang meteran dan keran air PAM di dua kampung itu. Sebab sudah lama menderita warga pikul jeriken dan baskom untuk mengambil air dan cuci di kali Wae Laku.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba