Atambua, Vox NTT- Guna mendukung peningkatan produktivitas pertanian di Desa, Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II) melalui anggaran Kementerian Pekerjaan Umum membangun 3.150 meter saluran irigasi di 9 (Sembilan) Desa di Kabupaten Belu dan TTU.
Kegiatan pembangunan saluran irigasi tersier dilaksanakan sejak bulan Mei 2017 hingga September 2017.
Pembangunan saluran irigasi tersier merupakan aktivitas peningkatan saluran irigasi dari irigasi tanah ke irigasi permanen.
Hal tersebut disampaikan perwakilan KBW NT II, Kris Ahap selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam acara serah terima kegiatan peningkatan tata guna air irigasi melalui pembangunan irigasi tersier, peningkatan saluran irigasi dari tanah menjadi saluran permanen di Hauteas, TTU pada Rabu (25/10/2017).
Dalam acara serah terima, Kris Ahap menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Desa yang ada di sembilan desa yang telah mendukung program peningkatan saluran tersier.
Ahap meminta agar saluran irigasi yang sudah dibangun dapat dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan produktivitas pertanian di daerah masing-masing karena daerah sasaran program ini merupakan daerah persawahan.
Selain itu, Ahap juga menghimbau para petugas P3A di setiap desa untuk menjaga dan merawat saluran yang telah dibangun dengan baik.
Saluran irigasi tersier yang panjangnya 3.150 meter tersebar di kabupaten Belu yang berada di desa Leun Tolu, Manleten, Boko, Lamaknen dan Desa Lamaksanulu. Sementara kabupaten TTU tersebar di Desa Hauteas, Oekopa, Tualene, Tainsala, Oekolo dan Desa Ponu.
Dalam acara serah terima proyek irigasi itu, perwakilan dari beberapa desa sangat berterima kasih kepada KWB NT II atas perhatian dan dukungan untuk membangun pertanian.
“Kalau boleh kegiatan peningkatan irigasi tersier terus dikembangkan karena kami di desa sangat membutuhkan,” ungkap Gabriel Manek selaku ketua P3A dari desa Oekopa, TTU.
Program peningkatan saluran irigasi tersier menggunakan metode pengelolaan pemberdayaan partisipatif, dimana pengelolaan dana dilakukan oleh pengurus P3A yang sudah terbentuk di sembilan Desa.
Sekretatis Desa Alo Anoit dalam sambutannya mewakili kepala Desa Hauteas menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf kepada BWS NT II agar terus bersinergi bersama masyarakat desa baik di Belu maupunbyang di TTU dalam memajukan fasilitas pertanian yang ada di Desa dan di daerah2 persawahan lainnya.
Senada, Mateus Leto Kepala Desa Manleten kabupaten Belu meminta kepada BWS NT II untuk terus mengembangkan infrastruktur pertanian demi menunjang program pertanian di desa dan program dari pusat.
“Program ini kalau tetap dilanjutkan karena irigasi di Manleten masih tergantung pada irigasi di Des Dafala. Dengan adanya program ini, masyarakat bisa meningkatkan produktivitas pertanian,” pungkas Leto.
Penulis: Marcel Manek
Editor: Boni Jehadin