Soe, Vox NTT- Empat warga Desa Basmuti, Kecamatan Kuanfatu mengaku kehilangan uang dari ATM BRI. Uang tersebut merupakan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) tahap 3 September 2017.
Keempat warga tersebut masing-masing Hektoreda Biliu yang kehilangan uang sebesar Rp. 750.000, Efradina Koebanu Rp. 450.000, Amelia Tefu Rp. 250.000 dan Kornelia Koebanu Rp. 500.000.
Kepada VoxNtt.com, keempatnya mengatakan, uang mereka diketahui hilang saat hendak menarik uang via ATM di BRI Unit Hayam Wuruk Soe, Kamis (26/10/2017).
“Pas kami tarik uang dengan ATM, ternyata uang saya tidak ada lagi dan teman yang lain juga bilang uang mereka jumlahnya sudah kurang,” kata Hektoreda Biliu yang diamini ketiga rekannya.
Menurut mereka seharusnya uang PKH yang mereka terima sebesar Rp. 750.000 perorang. Namun kenyataannya, jumlahnya tidak sama dan bahkan ada yang hilang semunya.
Menurut Biliu, sekitar dua minggu yang lalu, Ketua Kelompok yang bernama Santi Tkela mengumpulkan kartu ATM mereka atas permintaan Pendamping PKH Riki Selan untuk pendataan anggota kelompok PKH.
“Dua minggu lalu ibu Santi Tkela minta kami untuk kumpul kartu-kartu penting, katanya diminta oleh Pendamping PKH makanya kami kasi,” kata Biliu.
Sementara Santi Tkela yang dihubungi via telepon selulernya mengakui bahwa dirinya menerima kartu ATM dari keempat anggotanya. Namun seminggu kemudian dia sudah mengembalikan kepada pemiliknya.
“Iya, saya pernah minta untuk mereka kumpulkan kartu-kartu penting karena diminta oleh pendamping untuk pendataan anggota kelompok penerima PKH, tapi setelah itu saya sudah kembalikan,” aku Santi.
Tidak Disuruh Kumpul ATM
Santi mengaku tidak tahu menahu ikwal hilangnya uang PKH dari keempat anggota kelompoknya itu. “Kalau soal uang mereka yang hilang dan ada yang kurang dari rekening mereka itu saya tidak tahu pa,” ujarnya.
Pendamping PKH Riki Selan yang ditelepon Kamis ( 26/10/2017) mengatakan, untuk kepentingan pendataan ulang anggota penerima PKH data yang diperlulkan yaitu foto copy KTP, foto copy Kartu Keluarga, bukan kartu ATM.
Dia meminta kepada keempat orang ibu tersebut untuk bertemu dengannya guna mendapatkan penjelasan lebih.
“Saya nanti mau bertemu mereka untuk saya jelaskan kepada mereka kaka,” kata Riki Selan.
Penulis: Paul Resi
Editor: Boni Jehadin