Ruteng, Vox NTT-Siswa SMPK St. Fransiskus Xaverius Ruteng mengadakan kegiatan studi lapangan di Kampung Waerebo pada 24- 25 Oktober 2017.
Kegiatan studi lapangan ini merupakan salah satu kegiatan rutin tahunan khusus bagi siswa kelas IX. Studi lapangan pada tahun ini melibatkan 207 siswa dan 25 guru pendamping termasuk kepala sekolah SMPK St. Fransiskus Xaverius Ruteng.
Rombongan berangkat ke Waerebo dengan menggunakan enam kendaraan roda empat.
“Kami memilih Waerebo sebagai tempat studi lapangan karena Waerebo merupakan salah aset wisata yang ramai dikunjungi baik oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Selain itu, Waerebo dikenal sebagai salah satu tempat di Manggarai Raya yang masih mempertahankan model rumah berbentuk rumah niang” kata Adrianus Mer selaku ketua panitia kegiatan.
Kedatangan keluarga besar SMPK St. Fransiskus Ruteng disambut resmi melalui acara adat oleh masyarakat Waerebo di rumah niang Gendang.
“Kami terharu bahkan meneteskan air mata ketika bapa dan mama menyambut kedatangan kami dengan nyanyian dan diterima dengan acara adat manuk kapu dan tuak curu” ungkap Romo Fery Rusmiadin, Pr selaku Kepala sekolah SMPK St. Fransiskus Ruteng pada acara penerimaan di rumah niang gendang.
Setelah penerimaan secara resmi, siswa SMPK St. Fransiskus beserta para pendamping dibagi ke rumah penginapan masing-masing.
Adapun jenis kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa SMPK St. Fransiskus selama berada di Waerebo antara lain kegiatan api unggun yang dilaksanakan pada Selasa malam bertempat di halaman Waerebo.
Kegiatan ini disaksikan langsung oleh seluruh masyarakat Waerebo dan beberapa wisatawan asing yang bermalam di Waerebo.
Dalam sambutannya, Lorensius Kasim, selaku pemimpin upacara memberikan penjelasan singkat mengenai asal muasal api unggun.
“Api unggun merupakan kebiasaan orang rimba untuk menjauhkan binatang buas, pelita di malam hari, berdiang atau menghangatkan dan tempat berkumpul di malam hari. Selain itu, kegiatan api unggun mempunyai nilai pendidikan yakni mempererat persaudaraan, memupuk kerja sama, menambahkan rasa keberanian dan rasa kepercayaan diri, mengembangkan bakat, membuat suasana gembira dan kebebasan serta memupuk kedisiplinan” ujarnya.
Selain upacara api unggun, juga diadakan misa bersama di rumah niang gendang bersama warga Waerebo yang dipimpin langsung oleh Romo Fery Rusmiadin, Pr.
Bawa Kado dan Anakan Cengkeh
Dalam kegiatan itu siswa SMPK St. Fransiskus membawa anakan cengkeh sebanyak 100 pohon dan membawa bahan sembako sebagai buah tangan untuk semua warga Waerebo.
“Kami terharu dan sangat berterima kasih kepada siswa SMPK St. Fransiskus Ruteng beserta para guru yang telah memberikan kami kado berupa perlengkapan mandi-cuci seperti sabun, sikat gigi, pepsodent, rinso, pewangi dan gula pasir. Kami menyadari bahwa untuk mendapatkan sebungkus sabun mandi, rinso, gula membutuhkan waktu 4 jam perjalanan dan membutuhkan biaya Rp60.000 untuk biaya trasnportasi” kata bapak Alexander Ngadut selaku tu’a adat Waerebo.
Kado-kado yang dibawa mengandung makna implisit bagi masyarakat Waerebo untuk menjaga kebersihan diri maupun lingkungan demi kelestarian tempat wisata itu.
Rasa haru juga dirasakan para siswa SMPK Fransiskus Xaverius Ruteng saat acara pelepasan secara adat di rumah niang gendang.
“Kami sangat terharu dengan penerimaan masyarakat Waerebo mulai dari acara penyambutan secara adat, pelayanan yang kami terima selama berada di Waerebo baik makanan dan minuman maupun tempat penginapan. Semua itu mengajarkan kami generasi muda untuk mencintai adat istiadat Manggarai serta menjaga kelestarian budaya, alam dan lingkungan” kata Ningsi Jelahu selaku Ketua OSIS SMPK St. Fransiskus Ruteng usai acara pelepasan.
Kontributor: Fr. Arwin Nasrani
Editor: Andre