Kupang,Vox NTT-Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov. NTT) melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk implementasi program INOVASI di Sumba, NTT.
Program ini merupakan bentuk kemitraan bidang pendidikan yang berfokus pada peningkatan mutu pembelajaran literasi dan numerasi siswa di jenjang pendidikan dasar.
Sebagai kemitraan kedua program INOVASI di Indonesia, implementasi program INOVASI di Provinsi NTT akan dilakukan di empat Kabupaten, yakni Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Timur.
Hal ini disampaikan Gubernur NTT, Drs.Frans Lebu Raya saat sambutan dalam Peluncuran Program INOVASI Untuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sumba, NTT di Aula Fernandes Lantai 4, Kantor Gubernur NTT, Kamis (02/11/2017).
Lebu Raya menyampaikan, program ini diluncurkan untuk menunjukan tekad dan dukungan pemerintah bersama para mitra program dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Sumba, terutama di jenjang pendidikan dasar.
“kami menyambut baik program INOVASI di NTT yang berupaya untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa, terutama dalam hal kemampuan literasi dan numerasi,” ungkapnya.
Lebu Raya juga mengapresiasi kerja sama peluncuran program Inovasi di Pulau Sumba yang telah dihadiri seluruh bupati dan ketua DPRD se-daratan Sumba itu.
Gubernur dua periode itu mengaku, menyambut baik kehadiran program itu dan berharap agar semua pihak memberikan dukungan penuh agar program tesebut berjalan sepenuhnya untuk meningkatan kapasaitas, kecakapan balajar anak-anak.
“Bagi saya ini hal penting karena di daerah otonomi daerah kecenderungan masing-masing daerah berpikir tentang wilayahnya sendiri, tapi hari ini kita keluar berpikir bersama tentang anak-anak kita di suatu kawasan atau pulau besar,” katanya.
Untuk tu, Lebu Raya meminta pemerintah daerah se-daratan Sumba agar ikut berkontribusi dengan memperhatikan perbaikan gizi bagi anak-anak setempat.
Menurutnya, apapun gagasan, ide, atau metode yang diterapkan kepada anak-anak sangat bergantung juga pada kondisi gizi anak, untuk itulah ia meminta agar diberikan perhatian secara serius.
“Karena asupan gizi menjadi dasar yang kuat untuk kita bisa mengembangkan program apa saja untuk mengkreasikan bagiamana anak-anak memiliki kecakapan belajar supaya bisa menghadapi tantang ke depan,” katanya.
Ia berharap program Inovasi itu ke depan bisa menjadi model percontohan pengembangan pendidikan anak yng dapat diterapkan untuk daerah lain seperti di Pulau Timor, Flores, dan lainnya.
Bentuk kemitraan bidang pendidikan itu juga dikukuhkan pula dengan penandatangan nota kesepakatanan antara gubernur dengan bupati empat Kabupaten di Pulau Sumba
Sementara Bupati Sumba Timur Gidion, berharap, penandatanganan MoU dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI bisa lebih bagus lagi.
“Apakah menjadi kewenangan provinsi atau Kabupaten. Kiranya dengan penandatangan ini, kita bisa memberi perhatian yang sama pada pendidikan khususnya di Sumba,” harapnya.
“kami sendiri di sana tidak berpikir lebih untuk masing-masing Kabupaten, tapi berpikir dalam konteks se-Pulau Sumba, dari empat Kabupaten itu agar bisa diperhatikan secara serius oleh pemerintah pusat untuk Pendidikan,” katanya.
Dia melanjutkan, kewenangan Kabupaten mulai dari PAUD, TK, SD dan SMP sangat dibutuhkan kerjasama dari Pemprov, sehingga angka partisipasi dasar, angka partisipasi murni bisa lebih tinggi dan juga angka putus sekolah agar bisa lebih memanilisir.
Proses Perkembangan PAUD di Sumba menurut Gidion, sudah mulai membaik dan ada kesadaran yang muncul di tengah-tengah masyarakat untuk membentuk PAUD sendiri.
“Di tiap-tiap desa disana sudah mulai. Satu Desa bisa sampai dua PAUD, kecuali Desa yang sangat berjauhan,” tambahnya.
Baca: Indonesia dan Australia Luncurkan Program INOVASI di NTT
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Boni Jehadin