Soe, Vox NTT-Gedung Olah Raga (GOR) Nekmese, milik pemerintah daerah TTS menyuguhkan bau tak sedap.
Pantauan Vox NTT, proyek yang diresmikan Menteri Pemuda Dan Olah Raga, Roy Suryo pada 13 September 2014 lalu ini hanya terdapat 6 kamar WC yang bisa dipakai sementara sisanya yakni 15 kamar WC sama sekali tidak bisa terpakai.
Kebanyakan kamar WC yang tidak bisa dipakai itu disebabkan kerusakan pada kloset serta ada beberapa yang tersumbat.
Dekri Benu salah seorang petugas pemeliharaan yang diwawancarai di GOR Senin (23/10/2017) mengatakan bau busuk yang menyengat hidung tersebut disebabkan oleh pengunjung yang membuang air kecil maupun BAB tanpa menyiram. Bahkan kata dia, ada yang tetap menggunakan kamar WC walaupun klosetnya sudah tidak bisa terpakai.
Pantauan wartawan media ini, ditemukan ada 6 kamar WC di bagian utara lantai 1 yang sama sekali tidak bisa dipakai karena klosetnya tersumbat sejak tahun lalu.
Begitu juga dengan bagian Timur terdapat 4 kamar WC yang juga tidak terpakai salah satunya adalah kamar WC pada ruang kerja Kepala Bidang Pemberdayaan Dan Pengembangan Pemuda.
Di ruangan ini, kamar wc terpaksa ditutupi lemari kerja karena mengeluarkan bau menyengat.
Di lantai 2 pun sama, ada 3 kamar wc yang tertutup rapat karena tersumbat. Klosetnya pun sudah rusak.
Salah seorang warga yang tidak mau menyebutkan namanya menyayangkan bau tak sedap di balik bangunan megah itu.
“Kita sayangkan gedung yang terlihat megah dari luar tetapi ketika masuk di kamar WC joroknya minta ampun, baru air juga tidak ada,”cetusnya.
Dia berharap agar pemerintah Kabupaten TTS untuk segera memperbaiki WC dan kloset yang sudah rusak agar bisa digunakan lagi.
Untuk diketahui, Gedung Olah Raga (GOR) Nekmese dibangun secara multy years sejak tahun 2011 hingga 2013. Pembangunan gedung ini menelan dana hingga Rp 29.920.383.000 bersumber dari APBD Kabupaten TTS dan APBN.
Dari APBD Kabupaten TTS sebesar Rp 26.420.383.000 dan APBN sebesar Rp. 3.500.000.000.
Gedung tersebut dikerjakan oleh PT. Waskita Karya dengan konsultan perencana CV. Bayu Pratama.
Penulis: Paul Resi
Editor: Irvan K