Maumere, Vox NTT– Aksi mahasiswa dan pemuda yang mengkritisi sejumlah hal terkait pelayanan pinjaman oleh BRI Maumere pada Senin, 13 November lalu diwarnai insiden penolakan oleh dua 2 anggota DPRD Sikka.
Keduanya atas nama Alfridus Aeng dan Yoseph Karmianto Eri.
Alasan penolakan diduga lantaran nama front yang digunakan oleh para demonstran belum terdaftar dalam di Kesbangpol Sikka.
Pantauan VoxNtt.com, para demonstran yang tergabung dalam aliansi bernama Gerakan Rakyat Peduli Agraria (Gempar) tiba di DPRD dan berorasi di depan gedung Kulababong.
Pihak Sekretariat Dewan lantas memfasilitasi mereka bertemu dengan kedua anggota DPRD Sikka tersebut.
Kepada lima orang perwakilan demonstran, Alfridus menerangkan para anggota DPRD belum berkantor karena baru saja kembali dari Jakarta sehari sebelumnya.
“Tidak ada surat pemberitahuan ke kami dan kami berdua tidak mendapat mandat untuk menerima adik-adik,” ungkapnya.
Selanjutnya, Alfridus meminta demonstran agar menerangkan terlebih dahulu nama lembaga dan statusnya apakah terdaftar atau belum terdaftar di Kesbangpol.
Setelah mendapatkan jawaban bahwa Gempar merupakan wadah front yang juga melibatkan pemuda dan tidak terdaftar di Kesbangpol sementara kelima utusan tersebut merupakan aktivis LMND, maka Alfridus menyatakan menolak berdialog dan meninggalkan ruangan.
Terhadap penolakan tersebut, Ketua LMND Sikka, Leonardus Oktavianus menyesalkan sikap wakil rakyat tersebut.
Menurutnya, wajar-wajar saja menggunakan nama Gempar sebagai aliansi taktis.
Aliansi taktis tidak perlu didaftarkan karena hanya untuk kepentingan momentual bukan bersifat permanen.
“Kami LMND dan yang terlibat dalam aksi bukan hanya LMND tetapi juga kawan pemuda dan anggota keluarga yang merasa dirugikan oleh pihak bank sehingga kami menggunakan nama tersebut. Saya kira aksi lain di Sikka juga sering seperti itu. Lagi pula kami sudah menyampaikan surat pemberitahuan ke kepolisian,” tegasnya kepada VoxNtt.com saat dihubungi pada Selasa (14/11/2017).
Hal senada disampaikan oleh peserta aksi lainnya, Yusuf.
Menurutnya dengan bersikap demikian wakil rakyat sedang mempertontonkan sikap masa bodohnya terhadap aspirasi rakyat.
“Ini adalah pengabaian terhadap pengaduan masyarakat dan pembelokan atas adanya dugaan-dugaan pelanggaran oleh bank terhadap nasabah yang juga merupakan masyarakat Sikka,” tegasnya pemuda asal Desa Wairbleler, Kecamatan Kewapante tersebut saat dihubungi VoxNtt.com pada Senin (13/11/2017).
Sementara itu, Kepala BRI Cabang Maumere, Ainul Wardi yang dihubungi VoxNtt.com pada Senin (13/11/2017) mengapresiasi aksi tersebut.
Baca: LMND Sikka Kritisi Pelayanan Pinjaman di BRI Maumere
“Secara pribadi saya mengapresiasi peran mahasiswa dalam menjalanan kontrol sosial dan itu menjadi bukti kepekaan mahasiswa terhadap persoalan-persoalan yang ada di masyarakat khususnya menyangkut ranah publik,” tulisnya via WhatsApp.
Penulis: Are de Peskim
Editor: Adrianus Aba