Ruteng, Vox NTT- Tembok Penahan Tanah (TPT) di Jembatan Wae Laing Kampung Lompong, Desa Golo Lembur, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) ambruk setelah hujan lebat mengguyur pada, Kamis (23/11/2017).
Pantauan VoxNtt.com, TPT kurang lebih setinggi tiga meter sebelah barat Kali Wae Laing tersebut pecah dan ambruk.
Sebagian sisa tembok dan batu hanyut terbawa banjir. Batu-batu yang lain juga masih tersisa di dasar Kali Wae Laing.
Selanjutnya, bahu jalan Benteng Jawa-Bawe terancam putus total jika TPT yang ambruk tersebut tidak segera diperbaiki.
Baca: Jembatan Wae Laing Dibangun, Ekonomi Masyarakat Bakal Melambung
Sejumlah warga Kampung Lompong saat berbincang-bincang dengan VoxNtt.com di lokasi mengatakan, hujan yang mengguyur Kamis kemarin itu sejak pukul 13.00 Wita hingga sore hari.
Hujan yang lebat tersebut menyebabkan Kali Wae Laing mengalami banjir besar. Bahkan, TPT yang dibuat bersamaan dengan jembatan Wae Laing pada tahun 2016 lalu tersebut ambruk.
Warga berharap agar Pemkab Matim segera memperbaiki TPT yang ambruk tersebut agar jalan Benteng Jawa-Bawe tidak terganggu.
Kepala BPBD Matim, Anton Dergong yang dihubungi melalui ponselnya, Jumat (24/11/2017) menegaskan, pihaknya segera memerintahkan stafnya di Kecamatan Lamba Leda untuk melihat langsung TPT di Jembatan Wae Laing.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan Sekretaris Dinas PUPR Matim, Yos Marto belum berhasil dikonfirmasi terkait ambruknya TPT Jembatan Wae Laing.
Saat dihubungi, Jumat pagi nomor handphone Marto sedang tidak aktif.
Untuk diketahui, TPT yang ambruk tersebut merupakan satu paket pembangunan dengan Jembatan Wae Laing pada tahun 2016.
Pembangunan jembatan yang dikerjakan CV Gondang tersebut telah menelan anggaran Rp 2.045.360.000.
Anggarannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) induk Matim tahun anggaran 2016.
Penulis: Adrianus Aba