Kefamenanu,Vox NTT- Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes didesak untuk segera memindahkan Kepala SMPN Satap Ekafalo di desa Oenbit kecamatan Insana, Martinus Kono dan bendaharanya, Yohanes Boas dari sekolah tersebut.
Pasalnya, keduanya diduga kuat telah melakukan penggelapan dana Program Indonesia Pintar (PIP) tahap I milik 87 Siswa senilai Rp 47.750.000.
Selain dana PIP, keduanya juga diduga “main mata” dalam pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun anggaran 2017.
Akibat dari ulah keduanya sampai para guru mengeluhkan ketiadaan alat tulis kantor, serta papan tulis dan juga kursi.
Desakan yang ditujukan kepada Bupati Ray Fernandes tersebut tertuang dalam surat pengaduan tertanggal 07 desember 2017 yang tembusannya juga diberikan kepada awak media.
Surat pengaduan tersebut ditandatangani oleh 10 orang guru, serta orang tua murid dan juga 35 orang siswa dari SMPN Satap Ekafalo.
Rosina Selviana Kaesnube, salah seorang guru SMPN Satap, Ekafalo saat mengantarkan surat tembusan tersebut di sekretariat INTAN TTU di Kefamenanu, Kamis (07/12/2017) sangat berharap agar pengaduan yang disampaikan oleh pihaknya dapat ditindaklanjuti.
Hal ini karena kekecewaan yang disebabkan perilaku kepala sekolah dan bendahara tersebut, jelas Kaesnube, tenaga pengajar lain merasa sangat kesulitan saat proses KBM berlangsung.
“Kami saat mengajar ini kadang harap ada siswa yang tidak masuk, biar kami bisa duduk kalau tidak, selama pelajaran kami harus berdiri terus,” ungkapnya.
“Papan tulis (board marker) dan spidol sama sekali tidak ada, ini sangat mengganggu proses KBM. Jadi, kami harap pengaduan kami dapat ditindaklanjuti,” tegasnya.
Sementara itu, bendahara SMPN Satap Ekafalo, Yohanes Boas saat dikonfirmasi media ini via telepon enggan berkomentar soal dana PIP. Menurutnya, hal tersebut merupakan kewenangan kepala sekolah.
“Kalau dana PIP saya tidak bisa komentar karena itu kesewenangannya kepala sekolah. Jadi, silahkan konfirmasi langsung ke beliau saja,” tegasnya.
Sementara terkait pengelolaan dana BOS, Boas membantah telah melakukan penyalahgunaan.
Kata dia, dana BOS triwulan III baru dicairkan pada tanggal 14 November dan saat itu pun dirinya mengalami kedukaan.
“Dana BOS triwulan III baru cair tanggal 14 november lalu. Pas saat itu juga saya dapat kedukaan, karena bapak meninggal dan setelah itu mama juga meninggal. Makanya saya tidak bisa buat apa-apa,” jelasnya.
Terkait kekurangan papan tulis, spidol dan kursi, Boas menyampaikan, hal itu terjadi lantaran ada penambahan 3 rombongan belajar karena terjadi penambahan jumlah siswa.
Namun dirinya mengaku, sudah mengatur keuangan untuk pembelanjaan untuk pembelian kursi, spidol serta kursi.
“Total dana BOS triwulan 3 ada Rp 32 juta. Uanganya masih ada, hanya karena saya dapat kedukaan makanya tidak sempat dibelanjakan kemarin. Tapi 1 atau 2 hari ini pasti sudah kita belanjakan semuanya,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala SMPN Satap Ekafalo, Martinus Kono hingga berita ini diturunkan belum berhasil dikonfirmasi, saat dihubungi nomor hp-nya sementara tidak aktif.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Boni Jehadin