Ruteng, Vox NTT- Aksi Marsel Ahang, anggota DPRD Manggarai dan dua rekannya, masing-masing, Matias Masir dan Yohan Boa di ruang sidang paripurna beberapa waktu lalu hingga kini terus bergulir.
Marsel Ahang nyaris adu jotos dengan dua rekannya itu. Kericuhan terjadi saat paripurna berlangsung pada hari yang berbeda.
Pada 25 November lalu, Marsel terlibat ricuh dengan Yohan Boa, anggota DPRD Manggarai dari Partai Hanura.
Saat itu, Marsel Ahang mendadak marah lalu mengambil botol air di atas mejanya dan melempar ke arah Yohan Boa yang duduk di barisan paling belakang.
Yohan Boa yang tak terima dengan perlakuan Marsel Ahang langsung beranjak dari tempat duduknya dan menyerang Marsel.
Melihat itu, anggota dewan lain dengan sigap menghalau Yohan Boa, sehingga adu jotos dapat terhindarkan.
Akibat kericuhan itu, paripurna yang dihadiri jajaran eksekutif terpaksa berhenti sejenak dan dilanjutkan sesaat kemudian setelah situasi kembali kondusif.
Informasi yang dihimpun VoxNtt.com, kericuhan itu bermula ketika Marsel Ahang meminta pimpinan sidang untuk menunda pembahasan agenda penyampaian nota keuangan tahun 2018.
Ahang beralasan, sampai sekarang pemerintah daerah belum memberi jawaban tuntas atas tidak diakomodirnya hasil reses dari anggota dewan itu.
Padahal, anggota dewan daerah pemilihan Ruteng-Lelak itu sudah berkali-kali menyuarakannya dalam sidang.
Namun, usulan Marsel Ahang tidak disetujui oleh sejumlah rekannya, termasuk Yohan Boa. Dari barisan belakang, Boa dengan suara keras meminta pimpinan melanjutkan sidang.
Selanjutnya, kericuhan antara Marsel Ahang dengan Matias Masir berlangsung saat sidang paripurna pada 29 November lalu.
Keributan itu bermula saat Marsel Ahang menuding Bupati Deno Kamelus ambil bagian dalam upaya melengserkannya dari kursi DPRD.
Tudingan tersebut disampaikan Marsel Ahang menyusul dirinya diancam akan dilakukan Penggantian Antar Waktu (PAW) oleh partainya.
“Dia (Deno Kamelus) minta Ketua PKS untuk PAW saya. Apa urusan dia dengan partai kami? Dia kan Ketua PAN,” ujarnya dengan nada keras.
Tuduhan Marsel Ahang itulah yang kemudian menyulut emosi Matias Masir. Masir yang merupakan kader PAN tidak terima ketika Bupati Deno Kamelus yang juga Ketua DPD PAN Manggarai dituduh mengintervensi urusan partai lain.
Masir pun beranjak dari tempat duduknya dan hendak melabrak Marsel Ahang. Beruntung, sejumlah anggota dewan lain sigap melerai keduanya sehingga adu jotos dapat terhindarkan.
Kemelut di DPRD Manggarai tersebut sudah berhasil membuat diskursus di kalangan masyarakat Manggarai.
Salah satu pihak yang menyoroti hal tersebut ialah Venan Ntelok, seorang yang mengaku sebagai pemuda pemerhati parlemen Manggarai.
Venan menilai keributan Marsel Ahang dengan dua rekannya telah mengkerdilkan citra lembaga DPRD Manggarai karena melakukan aksi premanisme di lembaga terhormat.
Baca Juga:
- BK DPRD Manggarai Didesak Usut Kisruh Marsel Ahang
- Terkait Kisruh DPRD, Marsel Ahang: Pihak Luar Tidak Paham Substansi Soal
- Didesak Bawa Kisruh di DPRD Manggarai ke BK, Begini Respon Matias Masir
- Marsel Ahang Ribut Lagi
- Kadis PUPR Manggarai Tanggapi Pertanyaan Marsel Ahang
Karena itu, dia mendesak Badan Kehormatan (BK) DPRD Manggarai segera mengusutnya agar insiden serupa tidak terulang kembali saat sidang paripurna.
Menanggapi desakan tersebut, Rafael Nanggur anggota BK DPRD Manggarai mengaku hingga kini pihaknya belum menerima laporan terkait kisruh Marsel Ahang dengan dua rekannya tersebut.
“Belum,” ujar Rafael saat ditanya VoxNtt.com terkait laporan seputar kisruh tiga anggota dewan tersebut, melalui pesan WhatsApp, Kamis (07/12/2017).
Rafael menjelaskan tata beracara di BK DPRD harus melalui prosedur. Mekanismenya yakni, harus ada laporan pengaduan terkait pelanggaran kode etik anggota dewan.
“Menurut tata beracara di BK, prosedurnya buat laporan pengaduan berkaitan dengan pelanggaran kode etik,” jelas dia dengan singkat.
Penulis: Adrianus Aba