Borong, Vox NTT- Keluarga korban yang tewas dalam kebakaran di Bealaing, Desa Bangka Pau, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) pada Jumat, 8 Desember 2017 sekitar pukul 03.00 Wita seakan tak mau ditinggal begitu cepat oleh sanak saudara mereka.
Sejak dibawa dari RSUD dr. Ben Mboy Ruteng, Jumat siang, keluarga datang melayat silih berganti. Mereka terus mengelus peti jenasah sambil menangis dengan duka mendalam.
Peti jenasah Melkior Namat, Yovita Di, Margareta Sunarti, dan Leonel Alexander Namat berbaris rapi di rumah duka. Rumah tersebut milik kakak kandung korban Melkior yaitu Geradus Madur.
Kesedihan pihak keluarga tertumpah lewat tangisan histeris saat tutupan peti jenasah keempat korban dipaku, Sabtu (09/12/2017) sore.
Bahkan anak bungsu dari korban Melkior tampak menangis tak berdaya saat melihat salah seorang warga mengangkat pemukul dan kemudian memaku penutup peti. Suara tangisannya serak-serak.
Isak tangis penuh piluh pun mengiringi proses pemakaman korban. Saat diangkat ke liang lahap tangisan histeris keluarga terus bergemuruh, membuat situasi kian menyedihkan.
Kubur yang dibuat satu lubang dan hanya disekat tembok tersebut tak jauh dari rumah duka.
Satu per satu peti jenasah diangkat dari rumah duka untuk dimakamkan.
Baca: Sebelum Rumahnya Terbakar, Melkior Namat Sempat Ada Mimpi Buruk
Stefanus Kandil alias Embin, anak dari almarhum Melkior yang selamat saat kebakaran menyampaikan permintaan maaf kepada bapak, ibu, istri, dan anaknya yang sudah dibaringkan dalam peti jenasah.
Dalam tangisannya, ia menceritakan kembali saat almarhuma istrinya, Margareta Sunarti membangunkan Embin sesaat sebelum kobaran api membesar.
Baca: Kebakaran di Bealaing, Bayi Usia 1 Tahun Tewas dalam Pelukan Sang Ibu
Korban Margereta Sunarti ternyata yang membangunnya untuk segera menyelematkan diri saat melihat api memasuki kamar tidur mereka.
Kata-kata yang diungkapkan Embin membuat suasana semakin menyedihkan.
Semua orang yang ikut terlihat berlinang air mata, seakan tidak rela keempat keluarganya pergi meninggalkan mereka.
Baca: Polres Manggarai Temukan Fakta Ini dalam Musibah Kebakaran di Bea Laing
Terpantau, sebelum dimakamkan diadakan misa menurut tata cara Katolik. Misa itu dipimpin oleh Pastor Paroki Mano, Romo Dedi.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba