Borong, Vox NTT- Organisasi Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ruteng menggelar aksi unjuk rasa di kota itu, Sabtu, 9 Desember 2017.
Aksi damai itu dilakukan untuk mendesak pihak keamanan segera mengusut tuntas kasus dugaan korupsi di Manggarai dan Manggarai Timur (Matim).
Niko Martin, tokoh masyarakat Matim mengaku sangat mendukung aktivis PMKRI untuk membongkar dugaan korupsi di kabupaten yang sedang dipimpin Bupati Yosef Tote itu.
Kata dia, ada banyak kasus dugaan korupsi yang dilaporkan ke pihak Kepolisian Resort Manggarai. Namun, sampai hari ini tidak jelas penyelesaiannya.
“Seperti dugaan pemalsuan dokumen APBD 21 M dan juga dugaan penyelewengan dana di Distanak Matim. Ini sudah dilaporkan, tetapi hingga saat ini semuanya masih misteri,” ujar Niko kepada VoxNtt.com, Minggu (10/12/2017).
Dia menambahkan, ketika mahasiswa PMKRI yang adalah keterwakilan masyrakat ada niat baik untuk mendesak usut tuntas dugaan korupsi, tentu mesti didukung.
Aparat penegak hukum juga mesti memiliki itikad baik untuk mengusut tuntas dugaan korupsi seperti yang disuarakan aktivis PMKRI Ruteng dalam aksi Hari Anti Korupsi sedunia itu.
“Tentu kita berharap pihak kepolisian bisa menerima desakan adik-adik PMKRI. Pihak berwajib harus ada niat untuk membongkar dugaan korupsi yang ada,” ujar Niko.
Dia juga mempertanyakan alasan banyak kasus dugaan korupsi di Matim dilaporkan, tetapi tidak jelas penyelesaiannya.
Padahal kata dia, kasus dugaan korupsi yang dilaporkan itu mengakibatkan kerugian negara begitu besar.
Masyarakat Matim masih menunggu kerja aparat penegak hukum untuk berani membongkar dugaan korupsi yang masih misteri itu.
Untuk diketahui, salah satu kasus dugaan korupsi di Matim yang disuarakan aktivis PMKRI saat aksi damai Sabtu kemarin yakni, di Distanak senilai Rp 4,9 Miliar.
Menurut mereka hingga kini kasus tersebut belum jelas penyelesaiannya.
Baca: Demo di Ruteng, Polisi Pukul Aktivis PMKRI dan Ancam Patah Batang Leher
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba