Maumere, Vox NTT- Ketua Komisi Penanggulan AIDS (KPA) Kabupaten Sikka, Yuyun Darti Batael menilai pelibatan masyaraka merupakan kunci dalam upaya penanggulangan penyebaran epidemi HIV/AIDS.
“Di Sikka pelibatan masyarakat sudah mulai dilakukan sepanjang 2014 sampai dengan 2017,” terang Yuyun kepada VoxNtt.com saat dihubungi, Selasa (12/12/2017).
Bentuk pelibatan masyarakat melalui pembentukan forum warga yang dinamai Warga Peduli Aids (WPA).
Di Sikka sendiri sepanjang 2014-2017 telah dibentuk setidaknya 37 WPA. Pembentukan WPA didanai oleh KPA Kabupaten Sikka dan Dana Desa.
Kegiatan WPA meliputi sosialisasi tentang Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV dan AIDS, Mobile VCT, merujuk warga untuk pemeriksaan HIV dan IMS dan juga distribusi kondom.
“Sudah ada regulasi dalam bentuk Instruksi Bupati Sikka Nomor 4 thn 2015 tentang Pembentukan Warga Peduli AIDS (WPA),” terang Yuyun.
Di sisi lain, adanya perluasan fasilitas klinik Voluntary Counseling Test (VCT) dan Care Support Treatment (CST) memudahkan pendeteksian dini HIV/AIDS.
“Di Sikka terdapat beberapa fasilitas kesehatan yang memiliki klinik VCT yakni RSUD T.C. Hiilers, Puskemas Kopeta, Puskesmas Beru, Puskesmas Waipare, Puskemas Wolomarang, Puskesmas Nita dan RS. St. Gabriel Kewapante. “Dari Januari sampai dengan September 2017 total terdapat 1417 orang yang memeriksakan diri di klinik-klinik tersebut dan 77 orang diantaranya teridentifikasi mengidap HIV/AIDS,” ungkap Yuyun.
Yuyun berharap ke depannya masyarakat bisa lebih aktif bergiat dalam aksi Penanggulangan HIV. Selain itu, perlu ada penambahan klinik VCT dan tentunya pembiayaan.
Penulis: Are de Peskim
Editor: Adrianus Aba