Borong, Vox NTT- Dua orang oknum guru komite di SMPN 5 Poco Ranaka tepatnya di Kampung Wohang, Desa Benteng Rampas, Kecamatan Poco Ranaka Timur dikabarkan jarang ke sekolah.
Namun, keduanya tetap menerima honor bos daerah (Bosda) yang bersumber dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Timur (PK Matim).
“Mereka hanya tiga kali dalam enam bulan ke sekolah. Bahkan kalau mau terima gaji pergi mengajar,” demikian kata masyarakat setempat kepada VoxNtt melalui telepon, Senin (18/12/2017) petang.
Sumber yang enggan namanya dimediakan itu menambahkan dua oknum guru tersebut adalah anak dan menantu dari Kepala Sekolah SMPN 5 Poco Ranaka, Petrus Damar.
Keduanya oknum guru tersebut berinisial KN dan SHA.
“Keduanya diatur untuk mengajar mata pelajaran Agama dan Bahasa Inggris. Akibatnya ada guru yang dikorbankan karena harus ganti jam mengajarnya,” tukas sumber itu.
Sebagai masyarakat, dirinya mempertanyakan soal kebijakan itu. Tugas dan kewajiban guru adalah mengajar dan haknya mendapatkan upah.
Namun, di SMPN 5 Poco Ranaka antara tugas dan kewajiban tidak jalan seimbang.
“Ko mengajar 2 sampai 3 kali dalam 6 bulan masih terima honor Bosda. Ini kan aneh,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala sekolah SMPN 5 Poco Ranaka, Petrus Namar kepada VoxNtt melalui telepon selulernya membantah informasi yang disampaikan masyarakat itu.
Dia menuturkan, terkait masuknya dua orang guru yang adalah anak dan menantunya tersebut merupakan kebijakan yang telah disepakati bersama komite sekolah.
“Komite sekolah ini masih cukup kuat untuk membiayai guru komite, makanya kita menambah dua guru itu. Sejauh ini tidak ada yang dikorbankan. Jam mengajar sudah diatur,” tutur Petrus.
Ia enggan berkomentar soal dua orang guru di sekolahnya yang jarang ke sekolah tetapi tetap terima Bosda.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba