Kefamenanu,Vox NTT- Stok darah di Bank darah milik RSUD TTU selalu berkurang untuk memenuhi kebutuhan pasien yang membutuhkan transfusi darah.
Akibatnya, keluarga pasien terpaksa harus mencari pendonor sendiri guna memenuhi kebutuhan darah.
Plt.Dirut RSUD TTU, Robert Tjeunfin saat dikonfirmasi VoxNtt.com melalui pesan WhatsApp, Senin(18/12/2017), mengakui adanya kekurangan stok darah di lembaga yang dipimpinnya.
Menurutnya hal tersebut terjadi lantaran jumlah permintaan untuk transfusi darah melebihi jumlah orang yang bersedia mendonorkan darahnya.
“Bank darah di RSUD TTU ini mampu menampung sampai 150 bag, tapi yang donor biasanya jumlahnya tidak sampai itu, lalu kalau permintaan untuk transfusi darah banyak ya keluarga pasien terpaksa harus membantu mencari pendonor dari luar,” jelas Robert.
Dia menambahkan, sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) TTU Nomor 11 tahun 2010 tentang retribusi pelayanan kesehatan, maka setiap pasien umum non BPJS yang membutuhkan transfusi darah dikenakan biaya Rp 230 ribu per kantong.
Biaya tersebut jelas Robert, merupakan biaya administrasi untuk screaming 5 penyakit diantaranya hepatitis B dan C, HIV, Malaria sifilis, serta HB dan juga bahan habis pakai.
“Di dalam perda sudah mewajibkan untuk setiap pasien umum wajib membayar setiap kantong darah yang hendak ditransfusikan meskipun darah yang hendak ditransfusikan tersebut berasal dari darah yang didonorkan pihak keluarga, jadi ini bukan kebijakan yang kita buat-buat sendiri,” jelasnya.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Adrianus Aba