Kefamenanu,Vox NTT-Moment hari raya natal 2017 menjadi saat terindah bagi warga di dusun Oelmuke dan Oelbinose, Desa Aplal, Kecamatan Mutis, Kabupaten TTU.
Betapa tidak, kerinduan warga di 2 dusun yang berada di perbatasan RI-RDTL untuk menikmati penerangan listrik akhirnya bisa terwujud.
Mimpi itu tercapai berkat bantuan 2 buah kincir angin yang dibuat oleh anggota TNI dari satgas pantas Yonif 742/SWY.
Pantauan VoxNtt.com pada Minggu (24/12/2017), tampak 2 buah kincir angin tersebut masing-masing ditempatkan di dusun Oelmuke dan dusun Oelbinose.
Komandan Pos Oelbinose, Sertu Oktavianus Kevin saat diwawancarai awak media di rumah salah satu warga di dusun Oelmuke, mengungkapkan motivasi menyumbangkan kincir angin tersebut lantaran melihat adanya potensi energi angin di wilayah tersebut.
Jelas Oktovianus, pembangunan dua buah kincir angin tersebut gunanya sebagai pembangkit listrik menggantikan mesin diesel dari PLN.
Selain itu juga, Kincir angin tersebut menjadi kado Natal dan Tahun Baru bagi warga di dua Dusun yang semenjak kemerdekaan belum menikmati penerangan listrik tersebut.
“Kita prihatin dengan kondisi ini. Sehingga kita bangun . Semoga bisa menjawab asa dua dusun itu akan sebuah penerangan,”tandasnya.
Cara kerja kincir angin dengan poros vertikal ini, menurut Oktovianus, digunakan untuk mengatasi kondisi angin yang arahnya berubah-ubah.
Energi angin, kata dia, merupakan salah satu metode menghasilkan energi listrik dengan cara charger yang dihubungkan dengan AKI untuk mendapatkan arus.
Dijelaskan juga, dalam pembuatan alat ini diperlukan pipa besi, as mobil, laher, dinamo, plat besi, kabel, inverter dan aki kering maupun basah.
“Kekuatannya untuk satu keluarga bisa menyimpan 100 watt. Sehingga selain untuk penerangan bisa juga untuk ngecas HP bahkan juga bisa untuk nonton Televisi,”terangnya.
“Kita berharap fasilitas yang ada dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya demi kebutuhan bersama”pintanya.
Gabriel Kaunan, warga dusun Oelmuke, ketika dimintai komentarnya mengucapkan terimakasih kepada Satgas Pamtas atas bantuan dua bauh kincir angin tersebut.
Keberadaan dua buah kincir angin itu, menurut dia, bagai durian runtuh. Pasalnya selama 10 tahun tinggal di dusun itu, baru kali ini ia menikmati penerangan yang namanya listrik.
“Terimakasih kepada bapak-bapak Tentara yang sudah membantu kami sehingga setiap malam tidak harus bakar pelita lagi dan kami juga sudah tidak perlu jalan jauh-jauh lagi untuk cash hp saja”ujarnya singkat.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Irvan K