Mbay, Vox NTT-Rumah Jabatan (Rujab) Wakil Bupati Nagekeo hingga kini tampak tak terawat.
Pantauan VoxNtt.com, Rabu (27/12/2017), Rujab yang berimpitan dengan Rujab Bupati Nagekeo itu tampak kumuh dan kotor lantaran tidak dihuni.
Rujab yang terletak di Kelurahan Danga Kecamatan Aesesa itu dikelilingi sampah seperti, daun kering dan ranting-ranting kayu. Di bagian belakangnya rumput tumbuh subur seakan tidak pernah dibersihkan.
Sudah lama Rujab yang disiapkan Negara itu tidak ditempati oleh Wabup Nagekeo, Paul Nuwa Veto. Bahkan sejak dilantik, Wabup Paul lebih memilih tinggal di rumah pribadi.
Padahal, tahun 2014 lalu Rujab Wabup Paul telah direhap dengan menggunakan dana DAU sebesar Rp 170 juta.
Anggota DPRD Nagekeo, Aurelius Sambu sangat menyanyangkan kondisi Rujab Wabup yang tak terawat tersebut.
Padahal kata Sambu, Negera sudah beritikad baik untuk menyiapkan Rujab beserta fasilitas pendukungnya bagi para pejabat.
“Sehingga saya mengharapkan pejabat dalam hal ini Wakil Bupati (Nagekeo) seharusnya memanfaatkan rumah dinas itu. Karena setiap tahun ada anggaran itu. Namun besarannya berapa saya lupa,” ujarnya saat dimintai komentar seputar Rujab Wabup Nagekeo itu.
Bambang Noerdiansjah salah seorang warga Kota Mbay menegaskan, seharusnya Rujab tersebut selalu dibersihkan kendati tidak ditempati Wabup Paul.
Bahkan Bambang meminta agar rumah itu harus dimanfaatkan oleh Pemerintah Kabupaten Nagekeo agar tidak terkesan mubazir.
“Sejak (Wabup Paul) dilantik rumah itu belum pernah ditempati oleh pejabat yang bersangkutan, jangankan dihuni, dirawat aja malah tidak ada, ini jelas sekali pemubaziran,” tukas dia.
Bambang sendiri senada dengan anggota dewan Sambu yang menyanyangkan mubazirnya Rujab Wabup Nagekeo.
Sebab dia menduga masih ada anggaran Negara yang dikuncurkan untuk pembiayaan fasilitas dan perawatan rumah tersebut.
“Kami tidak habis pikir, mengapa wakil bupati memilih tinggal di rumah pribadi daripada menempati rumah jabatan, dimana segala fasilitas yang dibutuhkan disiapkan oleh Negara. Saat ini tentunya, dengan menempati rumah pribadi, maka segala fasilitas Negara yang menjadi kebutuhan mereka, terpaksa harus ditempatkan di rumah pribadi,” ujar Bambang.
Sebagai rakyat dia mengaku bingung sebab fasilitas Negara tidak dimanfaatkan dengan baik oleh pejabat publik.
“Kami tidak mau rumah jabatan seperti rumah hantu. Kita lewat tengah malam jadi takut. Lebih baik uang perawatan kasih saja ke masyarakat yang membutuhkan daripada membiayai rumah yang tidak dihuni,” tukas Bambang.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan Wabup Paul belum berhasil dikonfimasi terkait alasan tidak menempati Rujabnya.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Adrianus Aba