Borong, Vox NTT- Para pemuda dan mahasiwa asal Kecamatan Elar Selatan (Elsel) mengecam keras tindakan oknum yang melakukan pemblokiran jalan di Bakit, Desa Wae Rasan. Daerah ini merupakan perbatasan antara Kabupaten Manggarai Timur (Matim) dan Ngada.
Kecaman tersebut tertuang dalam press release yang dikirim salah satu mahasiswa asal Elsel Ferdinandus Lalong kepada VoxNtt.com, Selasa (09/01/2017).
Dalam rilis itu, para mahasiswa menjelaskan kondisi jalan Provinsi NTT dari Matim menuju Ngada telah diblokir oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Padahal, jalan tersebut merupakan ruas utama yang menghubungkan Kecamatan Elsel-Matim dengan Kecamatan Riung Barat-Ngada.
Aksi pemblokiran membuat masyarakat semakin resah akibat kondisi yang nyaris putus.
Baca: Kapolres Manggarai Bangun Titian di Perbatasan Matim dan Ngada
Tak hanya resah, tindakan tidak terpuji itu menyebabkan aktivitas perekonomian dan transportasi juga terhambat. Hingga saat ini pengendara, baik mobil maupun sepeda motor tidak bisa melintasi jalur itu.
Diceritakan pula dalam rilis itu, pada Senin, 8 Januari, sejumlah pemuda dan mahasiswa asal Kecamatan Elsel dari berbagai kota di Indonesia melayangkan pernyataan sikapnya atas pemblokiran jalan di Wae Bakit kepada Gubernur NTT, Frans Lebu Raya. Surat itu dikirim sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa.
Apalagi, hingga kini Lebu Raya dinilai tidak memberikan perhatian serius atas kondisi jalan di perbatasan yang kian buruk.
Karena itu, dalam surat yang dikirim ke Lebu Raya para mahasiswa ini melayangkan lima tuntutan.
Kelimanya antara lain; pertama, mendesak Pemprov/Gubernur NTT untuk segera membuka pemblokiran jalan di Wae Bakit.
Kedua, mendesak Pemprov/Gubernur NTT untuk segera memperbaiki jalan dan jembatan di lokasi pemblokiran.
Ketiga, mendesak Gubernur NTT untuk memroses oknum yang melakukan tindakan pemblokiran jalan.
Keempat, mendesak Pemprov/Gubernur NTT untuk melakukan perbaikan jalan yang diblokir oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Apabila aspirasi pemuda dan mahasiswa Elsel ini tidak direspon, mereka mengancam akan mengirim surat mosi tidak percaya kepada Pemprov/Gubernur NTT.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba