Labuan Bajo, Vox NTT-Pendaftaran kontestan pesta demokrasi pemilihan Gubernur NTT sudan dibuka. Meski demikian, Labuan Bajo sebagai kota destinasi wisata dunia masih terlihat adem-adem saja.
Tak ada deklarasi, ataupun pawai kendaraan bermotor. Hanya perdebatan di kalangan elite seperti anggota DPRD dan para pengurus partai.
Pertanyaan pun muncul, Siapa sesungguhnya ada di benak penghuni kota pariwisata ini? Harmoni, Viktor-Joss, Esthon-Chris, ataukah Marianus Sae-Emi Nomleni.
Hari ini (10/1) voxntt berkesempatan berbincang dengan Ketua Gerakan Masyarakat Antikorupsi (Gemasi) Labuan Bajo, Ladislaus Jeharum yang juga sekaligus aktivis pantai pede.
BACA: Waspadai Calon Gubernur NTT ‘Bayangan’ Titipan Oligarkis
Menurutnya, sosok Gubernur NTT ke depannya adalah Gubernur yang memiliki komitmen untuk membebaskan pantai pede dari upaya privatisasi pihak tertentu sesuai amanat uu no. 8 tahun 2003.
“Energi Kami sudah terkuras banyak. Namun kami belum menyerah dan tak akan angkat tangan hingga Pantai Pede benar-benar kembali menjadi ruang publik yang bisa diakses siapa saja”, tegasnya.
Sementara di tangan Gubernur Frans Lebu Raya, tegasnya, perjuangan mengembalikan Pantai Pede belum mendapat titik terang.
“Kami duga Gubernur NTT sekarang punya andil dalam upaya privatisasi Pantai Pede. Oleh karena itu, kami tegaskan dan berharap Gubernur NTT ke depannya tegas dan tidak berkompromi dengan siapa saja”, demikian Jeharum.
Selain itu, jelas Jeharum, sosok Gubernur NTT ke depannya juga harus anti korupsi.
“Kami sudah lelah dengan berbagai kasus korupsi yang melanda para pejabat publik di daerah kita ini”, tegasnya.
Penulis: Felix Armin
Editor: Irvan K