Maumere,Vox NTT– Sosok Benny Kabur Harman (BKH) tercatat sudah dua kali maju sebagai calon gubernur NTT. Satu diantaranya pernah menjadi bakal calon, namun gagal mendapatkan sokongan partai politik.
Pilgub 2018 ini merupakan keikutsertaan BKH dalam kanca Pilgub NTT terhitung untuk ketiga kalinya. Hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk kembali maju.
Alasannya, mantan Ketua PMKRI Cabang Malang ini meyakini betul ajaran yang diperolehnya selama bergiat di organisasi mahasiswa katolik itu.
PMKRI mengajarkan 3 benang merah yakni kristinitas, fraternitas dan intelektualitas.
Kristinitas berarti meneladani keberpihakan Yesus pada mereka yang lemah. Intelektualitas bermakna berbagi dan memajukan pengetahuan. Sementara, fraternitas bermakna memperlakukan manusia secara setara.
“Karena option for the poor atau keberpihakan kepada yang lemah yaitu rakyat maka kita harus merebut kekuasaan. Kalau bisa merebut kekuasaan kita bisa memberikan perubahan bagi rakyat,” ungkap BKH usai berdialog dengan para aktivis dan alumni PMKRI Maumere di Marga Juang PMKRI Maumere, Jumat (12/1/2018).
BKH menceritakan di tahun 2008 lalu dirinya tidak mendapatkan cukup dukungan partai. Di tahun 2013, BKH yang maju dengan Willem Nope kalah dalam pemungutan suara.
“Tahun 2013 kita digagalkan oleh isu korupsi. Pemanggilan ke KPK yang keluar di Minggu tenang. Padahal saya hanya dipanggil untuk dimintai keterangan. Saya bahkan tidak pernah jadi saksi kasus korupsi di pengadilan. Kalau dipanggil KPK itu biasa kalau jadi saksi di pengadilan itu baru berpotensi jadi tersangka,” terangnya.
Terkait adanya kemungkinan dimainkannya isu agama pada Pilgub 2018 ini, BKH tegas menyatakan menolak hal itu. Menurutnya, NTT sebagai provinsi yang plural harus menjaga keharmonisan.
Baca: Mengenal Lebih Dekat Siapa Benny K Harman Sesungguhnya
“Kita bangun NTT untuk semua. Kita bhineka, kita Harmoni,” tandas bakal calon gubernur yang berpasangan dengan Benny Alexander Litelnoni itu.
Penulis: Are de Peskim
Editor: Adrianus Aba