Kupang, Vox NTT- Dugaan skandal seks Marianus Sae (MS) dengan mantan pembantunya, Maria Sisilia Natalia (MSN), terus mewarnai pemberitaan dan perbincangan netizen atau diskursus di jagat maya, terutama ketika MS menyatakan diri sebagai salah satu calon gubernur (Cagub) NTT Periode 2018-2023.
Sejumlah kalangan menilai, MS tidak layak menjadi seorang Cagub, mengingat dia mempunyai rekam jejak moral yang buruk, karena diduga pernah menghamili pembantunya.
Namun hal ini dibantah keras oleh MS. Menurutnya, dia tak pernah meniduri pembantunya, MSN, apa lagi tega menghamilinya.
Bantahan MSN ini kembali tidak diterima sejumlah kalangan. Mereka bahkan menuding, MS melakukan pembohongan public, sebab korban mengakui, dirinya dihamili MS.
Kabar tentang dugaan kasus ini, memang sudah diberitakan sejumlah media sejak tahun 2012, ketika kasus ini diadvokasi oleh Tim Relawan Untuk Kemanusiaan Flores (TRUK-F) yang sebagian besar anggotanya berstatus biarawan/i.
Kordinator TRUK-F, Suster Eustochia Monika Nata SSpS, sebagaimana dilansir sejumlah media mengatakan, MSN melahirkan seorang bayi laki-laki pada 7 Mei 2012 atas hubungannya dengan MS.
Anak itu kemudian dibaptis pada 28/07/2012 oleh Romo Laurensius Noi di Gereja St. Thomas Morus, Maumere dan disaksikan oleh Fransesko Bero dan Ibu Maria C. V Marlinda Ngedu dengan nama Reginaldus Flavius sebagaimana tertuang dalam surat permandian Regilandus dan video yang ramai beredar, bahwa MS dan MSN sebagai Ayah dan Ibunya.
Namun, MS tetap tidak mengakui Reginaldus sebagai darah dagingnya. Di mana-mana MS membantah dengan keras, jika dia tak pernah berhubungan dengan Natalia, bahkan dia menduing TRUK-F sebagai penyebar fitnah dan melakukan pencemaran nama baik atas dirinya.
Terkait bantahan MS ini, sebelumnya pernah dibantah balik oleh TRUK-F, bahwa apa yang disampaikan TRUK-F itu benar, sesuai pengakuan korban yang dibuktikan dengan beberapa dokumen.
“Kami punya data berupa catatan, surat kuasa, rekaman, video wawancara. Semua data itu menyebutkan bahwa ayah biologis anak dari Maria Sisilia Natalia adalah Bupati Ngada”, kata Suster Eustochia dalam konferensi pers di Maumere, Kamis (7/11/2013), dimana ia didampingi Pastor Otto Gusti Madung SVD, Pastor Ignas Ledot SVD, beberapa suster dan aktivis kemanusiaan lain sebagaimana dilansir ucannews.com, media katolik terkemuka di dunia.
Di situ juga dia menegaskan, bahwa mereka mempunya semua data yang berkaitan dengan kasus yang menimpa MSN dan anaknya Reginaldus.
“Semua data kami miliki, kami pegang dan kami simpan. Jika, ada pihak yang melaporkan kasus ini, kami siap menjadi saksi hukumnya,” uangkapnya.
Seperti dilansir media yang bermarkas di Bangkok itu, bahwa pernyataan dia, ingin mengklarifikasi berita yang dimuat beberapa media lokal saat itu sekaligus membantah pernyataan Bupati Marianus dalam video berjudul “Klarifikasi Bupati Ngada di depan Rakyatnya” yang di-upload di Youtube pada 29 Oktober 2013.
Dalam video tersebut, Bupati Marianus mengatakan, berita tentang skandalnya dengan Natalia adalah bohong dan bagian dari strategi lawan politik untuk menjatuhkan pamornya.
Namun di situ Suster Eustachia menekankan, bukan hanya TRUK-F yang siap menjadi saksi di depan sidang peradilan, tetapi pihak Komnas Perempuan pun bersedia untuk menjadi saksi ahli atas kasus ini.
“Kami memiliki bukti yang kuat dan yang jelas klarifikasi atau bantahan Bupati itu adalah bentuk pembelaan diri,” tegasnya.
TRUK-F juga menunjukkan surat kuasa dari Natalia yang melimpahkan proses penyelesaian kasus ini kepada Divisi Perempuan TRUK-F..
Dalam kesempatan tersebut, Suster Eustochia juga menjelaskan, sebelumnya BMS menawarkan Divisi Perempuan TRUK-F untuk bernegosiasi dengannya, tanpa menjelaskan dengan detail apa yang ingin dibicarakan dalam negosiasi tersebut.
Intinya, Bupati MS meminta agar Sr. Eustochia SSpS mau berangkat ke Denpasar, Bali seorang diri untuk bertemu dengannya. Namun, hal ini ditolak oleh TRUK-F.
Mainan Lawan Politik
Karena isu ini semakin hangat diperbincngkan, media ini mencoba untuk bertanya langsung kepada MS. Saat dirinya melakukan kampanye di Kefamenanu, Kabupaten TTU pada Minggu (21/01/2018). Sekali lagi, MS membantah dengan keras, bahwa dirinya sama sekali tidak melakukan hal tersebut.
MS kembali menyampaikan alasan yang sama dengan beberapa tahun sebelumnya, bahwa isu tersebut sengaja dihembuskan oleh lawan politik untuk menjatuhkan dirinya dalam pertarungan Pilgub NTT.
“Itu sama sekali tidak benar, sudah mau dekat pemilihan gubernur baru isu ini muncul lagi. Ini sengaja dimainkan oleh lawan politik yang sudah tidak mampu bersaing lagi,” tegasnya dengan nada tinggi.
Bantahan MS Tidak Bisa Dipercaya
Seorang aktivis mahasiswa asal Nagekeo, Yohanes Care yang selama ini sering terlibat dalam advokasi kasus kemanusiaan, mengatakan, apa yang disamapaikan MS itu tidak bisa dipercaya. Dia juga menyayangkan sikap keras kepala MS yang menyangkal atas keberadaan anak kandungnya bersama MSN, Reginaldus Flavius.
“Secara pribadi saya menyesal atas pernyataan dari MS, menyangkal anakx sendiri, padahal jelas2 sudah ada pengakuan dari natalia dan barang bukti lain, seperti surat permandian,” kata Yohanes saat dimintai tanggapannya belum lama ini.
Joe demikian disapa, juga meminta, agar TRUK-F dan MSN bersama MS memeroses hukum kasus ini dan melakukan tes DNA, untuk membuktikan pengakuan MSN dan TRUK-F dan MS.
“Saya juga mendesak Natalia n Truk-F juga MS untuk melakukan test DNA, biar semua jelas dan kita semua tau, apa kabar miring ttg MS itu fitnah atau benar adanya,” tuturnya.
Tuntut Gereja dan Laporkan TRUK-F
Joe juga mendukung apa bila MS melaporkan TRUK-F dan MSN jika memang benar, bahwa TRUK-F dan MSN telah melakukan pemfitnahan dan pencemaran nama baik.
Menurut Joe, jika yang dilakukan TRUK-F itu tidak benar, maka menurut Joe, itu pemfitnahan yang sangat keji dan sangat merugikan MS dan keluarga. Karena itu dirinya mendegaskan, siap mendukung MS untuk memeroses TRUK-F, jika yang mereka sampaikan bohong.
“Sebelum ada pembuktian yg jelas. kita belum bisa percaya (bantahan MS). Bahkan saya mendesak pihak MS untuk melapor balik Natalia dan Truk-F, dengan perkara pencemaran nama baik, jika ia merasa tdak bersalah,” tegas Joe.
Joe menambahkan, tuntutan juga harus dialamatkan ke Gereja karena menerbitkan surat permandian dengan mencatut nama MS.
“Tuntutan juga harus dialamatkan ke Gereja karena menerbitkan surat permandian dgan mencatut nama marianus sae. Ini bagian dari pencemaran nama baik, yang dilakukan Gereja terhadap seorang marianus sae. Ini sebuah kejahatan. Tapi sekali lagi, itu jika marianus menyatakan, dirinya tak bersalah,” tegasnya.
Seperti diberitakan sejumlah media, Kasus ini juga sudah diadukan oleh Aliansi Masyarakat Penegak Integritas Bangsa untuk NTT (AMPIBI NTT) ke Komnas HAM.
Penulis: Boni Jehadin