Borong, Vox NTT– Jembatan Wae Buntal yang menghubungkan Kampung Kembo dan Kampung Marulante di Desa Golo Lijun, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur rusak akibat diterjang banjir tahun 2017 yang lalu.
Hingga kini jembatan tersebut belum diperbaiki oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT.
Untuk diketahui, bagian tepi jembatan itu jebol dengan kedalaman sekitar 9 meter.
Kondisi itu membuat akses transportasi di wilayah Elar bagian utara itu lumpuh.
Untuk bisa dilalui kendaraan, masyarakat setempat secara swadaya menimbun tanah dengan lebar sekitar 3 meter. Itu pun hanya bisa dilalui satu kendaraan.
Memasuki tepi jembatan yang rusak itu kendaraan harus antri lantaran sempit.
Di tengah bahu tanah yang ditimbun warga itu dipenuhi dedak dan licin.
Kendaraan banyak macet di tengah tanah hasil timbunan tepi jembatan itu.
Di kiri-kanan jalan ada dipasang kayu untuk keselamatan pengendara yang melintas.
Atas kondisi tersebut, Yakobus Kako mahasiswa asal Desa Golo Lijun menilai Pemprov NTT rabun lantaran tidak memperbaiki jembatan tersebut.
“Saya mendesak Pemprov NTT untuk secepatnya melakukan upaya perbaikan Jembatan Wae Buntal di Elar itu. Pemerintah jangan rabun melihat penderitaan yang dialami masyarakat,” tegas Yakobus kepada VoxNtt.com melalui pesan WhatsApp, Jumat (03/02/2018).
Dia menegaskan, jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses yang menghubungkan jalur Elar bagian utara.
Dia juga meminta Pemprov NTT untuk terjun langsun ke lokasi jembatan untuk melihat kondisi riil yang dialami masyarakat.
Yakobus menjelaskan, dana pemeliharaan untuk setiap jembatan itu pasti ada. Artinya, kalau jembatan rusak di masa pemeliharaan itu harus diperbaiki.
“Kondisi infrastruktur jalan sangat memprihatinkan. Sama sekali tidak ada perhatian,” ujarnya.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba