Borong, Vox NTT- Koordinator Solidaritas Perjuangan Perempuan dan Advokasi Korban Kekerasan (Soppan) Manggarai Timur (Matim), Maria G.S Ratna mendukung pasangan Marselis Sarimin dan Paskalis Sirajudin (Merpati) di Pilkada 27 Juni 2018 mendatang.
Selain karena memiliki mimpi membangun kaum perempuan, Ratna mendukung Paket Merpati karena dinilai bisa membawa misi pembangunan secara tegas, tuntas, dan humanis.
“Kita benar-benar membutuhkan pemimpin yang tegas, tuntas, humanis. Cuma duet seorang birokrasi tulen dan aparat penegak kukum yang sangat cocok dan mantap untuk menggapai mimpi-mimpi indah itu (perubahan),” ujar Ratna kepada VoxNtt.com melalui pesan WhatsApp, Sabtu (03/02/2018).
Untuk diketahui, Marselis Sarimin sendiri adalah mantan Kapolres Manggarai. Sedangkan, Paskalis Sirajudin adalah seorang birokrat yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Matim.
Dia berkeyakinan, Paket Merpati bisa membawa agenda perubahan di bidang pemberdayaan perempuan selama 5 tahun ke depan.
Pemberdayaan perempuan katanya, merupakan elemen penting dalam pembangunan nasional.
Hal yang sama juga menjadi keinginan dan cita-cita perempuan Matim.
Ratna menjelaskan, pembangunan perempuan dilakukan untuk menunjang dan mempercepat tercapainya kualitas hidup dan mitra kesejajaran antara laki-laki dan perempuan itu sendiri.
Agenda itu tentu saja dilaksanakan melalui kegiatan sosialisasi dan advokasi, pendidikan dan latihan bagi kaum perempuan yang bergerak dalam seluruh bidang atau sektor pembangunan.
“Kalau kita mau jujur bahwa sejak mekarnya Matim dari kabupaten induk cuma ada satu perempuan di DPRD sampai dengan situasi terakhir hari ini. Sedangkan yang menjadi kepala dinas ada dua Ibu Yustina Ngidu dan Ibu Ika (Frederika Soch). Walaupun hari ini juga ada yaitu Dokter Surip Kadis Dinkes.
Tapi beliau bukan orang Manggarai Timur,” katanya.
Tak hanya soal pemberdayaan perempuan, menurut Ratna Paket Merpati juga memiliki agenda di bidang perubahan sosial.
Dia menjelaskan, kemiskinan dan keterbelakangan tidak saja menyebabkan gap antara yang miskin dan kaya semakin lebar, tetapi juga melahirkan masalah sosial yang tak kala rumitnya di tengah masyarakat.
Dikatakan, banyak orang muda, ibu rumah tangga, kepala rumah tangga meninggalkan keluarga dan kampung halaman di Matim untuk mengadu nasib di daerah lain dan di luar negeri.
Sebut saja ada yang ke Jawa, Kalimantan, Papua, dan Malaysia. Mereka merantau untuk mencari kerja demi perbaikan ekonomi keluarga.
Celakanya lanjut Ratna, saat pulang ada yang tidak membawa uang untuk memperbaiki taraf hidup. Tetapi malah membawa penyakit.
“Data orang yang terinfeksi HIV/AIDS misalnya sampai Agustus tahun 2017 ada 70 orang. Kasus KDRT dan kekerasan lainnya saya tidak bisa rinci perkasus. Tapi sampai Agustus 2017 ada 48 kasus. Itu yang terlapor dan kami dampingi,” ungkapnya.
Atas permasalahan tersebut, Paket Merpati kembali dinilainya mampu menciptakan lapangan kerja untuk rakyatnya sendiri jika dipercaya pada Pilkada Matim 27 Juni 2018 mendatang.
“Manggarai Timur begitu kaya. Tetapi belum dikelola secara maksimal.
Hal ini yang erat kaitannya dan menyentuh langsung dengan kehidupan perempuan,” katanya.
Di samping agenda itu lanjut Ratna, Paket Merpati memiliki program perubahan lainnya. Misalnya, dalam bidang hukum, pendidikan, dan kebudayaan.
Selanjutnya Paket Merpati juga akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur sosial dasar seperti jalan, jembatan, air minum bersih, penerangan listrik, dan lain sebagainya.
Dia menambahkan, agenda lain Paket Merpati adalah tata kelola pemerintahan.
Menurut Ratna, pengelolaan pemerintahan yang baik sangat penting untuk mencegah terjadinya praktik KKN di lingkup birokrasi.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba