Borong, Vox NTT- Abdul Haris, salah satu warga yang tidak mendapatkan ruko di Pasar Borong mengaku kesal dan kecewa dengan Kepala Dinas Koperindag Manggarai Timur (Matim), Basilius Teto.
Bahkan, dia menyebut Kadis Teto telah membohongi masyarakat di Pasar Borong.
Tudingan Haris tersebut diklaimnya sangat beralasan. Pasalnya, dahulu puluhan warga yang menetap di area Pasar Borong rela rumahnya digusur demi kepentingan pemerintah. Itu terutama pembangunan gedung Pasar Borong.
Kala itu, pemerintah berjanji mengutamakan warga yang rumahnya digusur untuk menempati ruko di gedung Pasar Borong.
Namun janji itu, tegas Haris, ternyata palsu. Setelah gedung Pasar Borong dibangun, puluhan warga yang rumahnya digusur diabaikan pemerintah. Mereka tidak mendapatkan ruko seperti yang dijanjikan pemerintah sebelumnya.
Haris mengatakan, yang mendapatkan ruko Pemda adalah orang-orang baru yang adalah pendatang di Pasar Borong. Sementara warga yang sudah rela rumahnya digusur, ujar Haris, tetap bernasib sial.
“Dari 23 KK (kepala keluarga) yang rumahnya digusur, hanya satu yang mendapatkan ruko Pemda ini. Janjinya kepala dinas (Kadis Teto) dulu untuk utamakan kami. Kepala Dinas dan Camat dulu yang janji itu. Kami rela rumah digusur karena ini tanah pemerintah. Itu kami terima. Tetapi, saat ini kami diabaikan. Kami sangat kesal dan kecewa. Kadis sudah membohongi kami semua,” ujar Abdul Haris kepada VoxNtt.com, Kamis (22/02/2018).
Dia mengaku, sudah menagih janji itu kepada Kadis Teto, namun sama sekali tidak direspon.
Haris menegaskan, Pasar Borong dan ruko Pemda Matim adalah milik orang-orang tertentu yang memiliki hubungan baik dengan pegawai Koperindag dan Kadis Teto.
“Pasar ini membuat yang kaya terus kaya dan yang miskin terus miskin. Itu yang terjadi. Yang berkuasa di sini, orang-orang tertentu saja,” tukas dia.
Haris sendiri hingga kini mengaku ingin menjual ayam di area Pasar Borong. Sayangnya, dilarang oleh pegawai dari Dinas Koperindag Matim.
“Mereka paksa harus jual di los dan ruko pemerintah. Sementara kami tidak dapat ruko. Pertanyaanya, apakah kami yang tidak dapat ruko tidak boleh mencari nafkah di pasar ini? Ini ladang kami. Bagaimana bisa kasih makan keluarga apabila kami dilarang untuk jualan? Di mana lagi kami harus mendapatkan keadilan? Kepada siapa kami mengadu? Ini sama saja pemerintah membunuh keluarga kami,” tanya Haris dengan kecewa.
Sementara itu, hingga berita ini dirilis Kepala Dinas Koperindag Matim, Basilius Teto belum berhasil dikonfirmasi terkait tudingan Abdul Haris tersebut.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba