Ende, Vox NTT-Untuk meningkatkan pengunjung wisata di Kabupaten Ende, Flores, NTT, tidak saja berharap dengan potensi unggulan danau tiga warna Kelimutu.
Puluhan potensi alam yang ada justru dapat mengundang wisatawan untuk bertahan lama di bumi Kelimutu ini.
Calon bupati Kabupaten Ende, Marsel Petu dan calon wakil bupati H. Djafar Haji Achmad bertekad untuk mempercepat pembangunan pariwisata di Ende.
Bahkan beberapa potensi yang dianggap menarik akan dikemas lebih cepat sesuai karakteristik daerah.
Potensi wisata yang akan digenjot Marsel-Djafar yakni Gunung Meja, Situs Bung Karno, Taman Rendo, Pantai Ria, Pantai Tanjung, jalur tracking Sokoria dan hutan pinus Kebesani Detukeli.
Pasangan yang sedang menjabat sebagai Bupati Ende ini menilai, potensi tersebut akan ditata sebagai kawasan wisata dan bahkan menarik perhatian.
Gunung Meja misalnya, akan dikemas sebagai pusat tracking di wilayah perkotaan.
“Nanti di atas gunung akan dipasang teropong, patung Bung Karno dan tulisan Ende Kota Pancasila. Nanti wisatawan yang berkunjung akan bisa melakukan tracking ke atas,” ucap cawabup Djafar pada setiap kampanye terbatas.
Ia menjelaskan, tulisan “Ende Kota Pancasila” mengingat Presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno yang diasingkan di Ende oleh Kolonial Belanda dan mencetuskan butir-butir Pancasila sebagai dasar negara.
Sehingga perlu ada penegasan kepada warga Indonesia bahwa Ende sebagai tempat lahirnya Pancasila.
Wisata sejarah Situs Bung Karno pula akan ditata dengan pembangunan bersifat miniatur.
Taman Bung Karno misalnya, nanti akan dikembangkan dengan air mancur, tempat perputaran film Bung Karno serta membangun perpustakaan mini khusus untuk buku-buku Bung Karno.
“Untuk penataan taman nanti ada anggaran sebesar Rp 3,3 Miliar. Ada pedesain ahli yang sudah mahir menata. Jadi, kalau mereka sudah bertahan lama, pasti mereka butuh makan. Yah, makan dari mana? Dari masyarakat kan,” katanya.
Sementara di perkampungan Tanjung, persis dibawah kaki Gunung Iya, akan dibangun tempat wisata serupa Pantai Losari di Makasar. Tempat wisata semacam ini kerap disukai wisatawan lokal.
“Misalnya, mereka dari Nagekeo atau Bajawa, bisa datang ke Ende. Nanti, kita tata kembali Taman Rendo, Pantai Ria. Jadi, banyak potensi yang akan kita buat,” kata dia.
Sementara, kawasan tracking Sokoria menuju Danau Kelimutu dan wisata Hutan Pinus Detukeli pun menjadi kawasan wisata yang menarik bagi wisatawan mancanegara (wisman).
Sehingga perlu melakukan penataan kawasan terutama peningkatan infrastruktur penunjang.
Untuk jalur tracking Sokoria, Cawabup Djafar berharap, wilayah Sokoria dan Kurulimbu dapat menjadi daerah sebagai pusat informasi ke Kelimutu.
Untuk itu diharapkan, untuk tetap menjaga culture atau budaya serta keaslian perkampungan adat.
“Kampung adat di sini saya lihat sangat bagus. Dan ini bisa berkembang menjadi daerah wisata. Jadi saya harap, supaya daerah ini menjadi pusat informasi ke Kelimutu. Masyarakat juga nanti akan disiapkan,” kata Djafar di Sokoria, Jumat (23/02/2018).
Sementara pada sisi transportasi, jelas Djafar, akan dibangun dermaga marina khusus untuk kapal pasiar di Bita Beach.
Begitupun akan disiapkan transportasi laut Labuan Bajo-Ende dengan kecepatan 30 knot.
“Kalau jalan darat kan lama, kita siapkan lewat jalur laut. Lebih cepatlah nanti,” tambah dia.
Penulis: Ian Bala
Editor: Adrianus Aba