Borong, Vox NTT- Sekitar 90 persen para pedagang di Pasar Borong, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) tepasung oleh para rentenir berkedok koperasi harian yang hingga kini merajalela di kota itu.
Pasalnya, hampir setiap harinya para rentenir berada di Pasar Borong untuk menunggu storan dari para pedagang yang sudah berutang dengan mereka.
Pastor Yanuaris Bala, SVD, pemerhati sosial saat ditemui VoxNtt.com di Pasar Borong, Kamis (21/02/2018), mengatakan praktik itu sudah lama terjadi. Namun, pemerintah tidak peka menyikapinya.
Padahal kata dia, sudah cukup mengisap darah para pedagang yang dinilainya sebagai orang susah yang sedang mencari nafkah.
Dia membenarkan, setiap hari para tengkulak mondar-mandir di Pasar Borong untuk menagih storan harian dari para pedagang.
Pastor Yanuarius yang begitu dekat dengan para pedagang mengaku miris dengan praktik rentenir tersebut.
“Bayangkan, setiap hari mereka ini kerjanya tagih storan kepada para pedagang. Mereka tunggu di sini sampai sore. Hasil jualan para pedagang sebagiannya selalu distor kepada mereka. Kasian para pedagangnya. Setiap hari kerja hanya untuk stor ke mereka,” ujar Pastor Yanuarius.
Bagi dia, praktik rentenir demikian sangat menyusahkan para pedagang di Pasar Borong.
“Para pedagang ini kan orang susah. Sudah susah mereka dibuat susah lagi. Sungguh prihatin nasib mereka,” pungkas dia.
Karena prihatin, Pastor Yanuaris pun mendesak Pemkab Matim melalui dinas terkait untuk segera menyikapi praktik rentenir yang berkedok koperasi harian itu.
Pemerintah harus mengupayakan agar para pedagang masuk di koperasi yang bisa membantu masyarakat, khususnya para pedagang di Pasar Borong.
“Kalau bisa fasiltasi mereka masuk di koperasi yang jelas. Apalagi di daerah kita ada Kopdit Abdi Manggarai Timur. Arahkan mereka masuk di situ. Jangan biarkan mereka diisap para tengkulak,” tegas Pastor Yanuarius.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba