Labuan Bajo, Vox NTT- Festival Komodo terhitung sudah dua kali digelar di Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat. Pertama, pada Februari tahun 2017 lalu dan kedua digelar pada 5-10 Maret 2018.
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Manggarai Barat Bastian Pandang menilai, hajatan akbar ini belum maksimal dan efektif.
Bastian beralasan, event yang digelar Pemkab Manggarai Barat, Pemprov NTT, dan Kementrian Pariwisata itu belum sepenuhnya meningkatkan partisipasi semua komponen masyarakat.
Baca: Gelar Festival Komodo, 60 Persen Dana untuk Media
“Mungkin kendala pada sosialisasi dan anggaran dan yang masih mungkin terbatas untuk mem-backup kegiatan ini. Kemasan dan target festival belum efektif,” katanya saat dihubungi VoxNtt.com, Selasa malam (06/03/2018).
Panitia Festival Komodo lanjut dia, belum efektif melakukan koordinasi dengan pelaku bisnis pariwisata seperti; Asita, HPI, PHR, Dive Operator dan Asosiasi Angkutan Wisata.
Padahal koordinasi yang baik sangatlah penting agar kemasan Festival Komodo bisa dimasukan ke dalam program perjalanan untuk mengenalkan obyek-obyek wisata (familiar trip).
Bastian mengatakan, suatu kegiatan pemasaran semisal Festival Komodo tersebut harus mampu menghadirkan semua travel agent atau tour organizer lainnya, baik dalam negeri maupun luar negeri untuk dapat terjun langsung ke destinasi pariwisata Manggarai Barat.
“Agar bisa tahu persis langsung kualitas atraktif potensi yang ada di Kabupaten Mabar. Tentu selanjutnya akan melakukan pemasaran dan promosi ke wisatawan atau clients dari travel agent atau tour operator,” pungkasnya.
Kendati demikian, Bastian menyatakan, Festival Komodo adalah sebuah event untuk mempertontonkan atraksi yang sangat menarik terhadap warga Kota Labuan Bajo. Selanjutnya, hajatan tersebut juga bisa memantik perhatian para pengunjung lain seperti, wisatawan manca negara dan domestik yang sedang berkunjung di destinasi wisata Manggarai Barat.
Baca: Festival Komodo Kucurkan Dana 1 Miliar Lebih
“Seperti TN Komodo, Cunca Rami, Cunca wulang, Danau Sanonggoang, Batu Cermin, Gua Rangko,” dan lain-lain,” sebut dia.
Meski di lain sisi ada kritikan di balik hajatan Festival Komodo, namun sebagai pelaku pariwisata Bastian tetap beranggapan bahwa event ini mempunyai dampak yang sangat baik untuk mempromosikan potensi pariwisata alam, budaya, serta atraksi-atraksi lain yang dilakukan masyarakat lokal.
Masyarakat juga dapat menambah pemasukan dari hasil jualan selama Festival Komodo yang berjalan selama 7 hari. Itu seperti jualan kuliner, art shop, dan hasil kerajinan lokal lainnya.
Penulis: Adrianus Aba