Ende, Vox NTT-Warga Rajawawo, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende merespon janji-janji politik oleh para kandidat. Menurut mereka, janji-janji politik yang disampaikan saat kampanye ideologis mesti tidak secara berlebihan.
Bahkan, mereka mendorong agar para kandidat sekalipun tim pemenang membicarakan sesuatu yang riil demi membangun Kabupaten Ende yang lebih baik.
“Memang semua (kandidat, red) omong yang baik-baik semua. Tapi kita kan bukan butuh pemimpin yang bekerja keras untuk Ende. Yah, tentu kami sebagai rakyat butuh bukti bukan janji saja,” ucap Yohanes Gati, warga Desa Embuzozo di sela-sela kampanye ideologis pasangan Marsel Petu-H. Djafar Haji Achmad di Desa Kekandere, Selasa sore (06/03/2018).
Ia mengakui, nampak pembangunan terjadi pada masa kepemimpinan Marsel-Djafar. Program jalan, air dan listrik (JAL) oleh pasangan incumbent ini, kata dia, merupakan kebutuhan mendasar.
“Memang semua berniat untuk membangun. Tapi kita bicara yang rill. Kalau catatan saya, pemimpin dari masa ke masa justru paket ini yang lebih nampak. Jalan, air, listrik itu benar-benar nyata. Nah, kita berharap semua yang memimpin seperti pasangan (Marsel-Djafar) ini,” pungkas Yohanes.
Ketika ditanya soal pilihan pemimpin antara pasangan Marselinus Y.W. Petu-H.Djafar Haji Achmad dan pasangan Don Bosko M. Wangge-H.Munawar Achmad, kata Yohanes, adalah rahasianya saat hari pemilihan.
“Kalau itu memang rahasia, saya tidak sampaikan saat ini. Tapi, saya harus jujur bahwa kami masyarakat disini memang butuh pemimpin yang peduli dengan kepentingan rakyat. Pemimpin yang benar-benar membangun, tidak hanya janji,” ujar Yohanes.
Hal begitu juga diucapkan Helena Nggowa usai blusukan paket Marsel-Djafar di Desa Ozozea. Menurut Helena, perbandingan pembangunan masa kepemimpinan masing-masing calon sudah diukur oleh masyarakat Rajawawo.
Pasangan Marsel-Djafar, jelas dia, sudah cukup membuktikan janji-janji politiknya saat kampanye periode sebelumnya.
“Kami sudah lihat dan sudah rasakan, pak. Kami dukung Paket MJ (Marsel-Djafar) karena sudah bukti,” ucap Helena berlalu.
Penulis: Ian Bala
Editor: Adrianus Aba