Larantuka, Vox NTT-Keuskupan Larantuka (KL) di bawah Komisi Pastoral Migran dan Perantau (KPMP), bidang Biro Perjalanan dan Pariwisata Rohani mengadakan pelatihan guide Wisata Rohani bagi siswa/i Sekolah Menengah Atas (SMA) Se-Kota Larantuka.
Pelatihan ini diikuti oleh 15 peserta yang merupakan siswa/i utusan dari SMA Se-kota Larantuka. Pelatihan guide atau pramuwisata rohani ini diselenggarakan selama 2 hari, mulai Sabtu sampai Minggu, (3-4/03/2018).
Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan dalam 2 sesi. Sesi pertama, peserta dibekali pengetahuan dan pemahaman tentang wisata rohani di Kota Larantuka dan teknik menjadi guide atau pramuwisata yang baik.
Kegiatan pada sesi pertama ini dilaksanakan di Kapela Hure, Paroki Waiwadan (Adonara Barat). Kapela Hure menjadi pilihan lokasi kegiatan pada sesi pertama karena merupakan salah satu tempat yang termasuk dalam rangkaian pembuka prosesi Semana Santa di Kota Larantuka.
Pada sesi kedua,peserta langsung praktek menjadi pramuwisata yang baik. Pada sesi ini, peserta diarahkan mengunjungi tempat-tempat yang menjadi destinasi wisata rohani di kota Larantuka.
Adapun beberapa tempat tersebut adalah Kapela Tuan Meninu (Weri), Kapela Sint Gabriel Manek (Kel. Sarotari), Gereja Katedral Larantuka, Kapela Tuan Ana, Kapela Tuan Ma, dan Bukit Doa Fatima (Sandominggo).
Pelatihan guide wisata rohani ini didampingi oleh 3 instruktur. Keempat intruktur tersebut adalah Rm. Tobias Kerans Pr, Rm. Jono Lein Pr, dan Rm. Lukas Laba Erap, Pr.
Ketua Komisi Pastoral Migran dan Perantau Keuskupan Larantuka (KPMP-KL), Rm. Lukas Laba Erap, Pr kepada VoxxNtt.com, Sabtu (03/03/2018) mengatakan pelatihan guide ini merupakan salah satu program kerja dari komisi tersebut secara khususnya Biro Perjalanan dan Pariwisata Rohani.
Biro Perjalanan dan Pariwisata Rohani ini, merupakan biro yang terbentuk dari hasil visitasi dan asistensi KPMP-KL di beberapa negara yang terdapat banyak sekali migran asal Flores dan Lembata, yakni negara Malaysia, Singapura, dan Brunei Darusalam.
“Mereka (Migran Flores-Lembata) yang telah lama merantau, sudah menjadi warga negara asing (WNA), mempunyai kerinduan yang tinggi untuk kembali melihat dan bertemu sanak saudara di kampung halamannya (Flores Timur). Namun mereka tidak bisa berkunjung ke kampung halamannya karena tidak ada yang fasilitasi. Biro Perjalanan dan Pariwisata Rohani KPMP-KL dimaksudkan untuk memfasilitasi para migran Flores Timur agar dapat bertemu dengan sanak saudaranya di Flores dalam bentuk tour wisata rohani. Pelatihan guide ini sebagai salah satu persiapannya”, ungkap Rm. Lukas.
Lebih jauh Rm. Lukas menjelaskan Flores Timur kaya akan potensi wisata, salah satunya adalah wisata rohani, seperti wisata rohani Prosesi Semana Santa yang dilaksanakan setiap tahun pada hari Jumad Agung.
Generasi muda perlu dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman akan potensi-potensi wisata rohani ini, agar dapat menjadi Pramuwisata rohani yang baik.
Para peserta pelatihan guide mengaku sangat senang dengan kegiatan pelatihan guide wisata rohani ini, karena banyak manfaat yang didapatkan.
Riski, salah satu peserta utusan dari Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) Frateran Podor mengatakan pelatihan guide menambah wawasannya tentang sejarah kota Larantuka dan kecintaannya kepada Nagi Reinha Larantuka.
“Dalam pelatihan ini, kami diajak langsung mengunjungi situs-situs sejarah di kota Larantuka. Banyaknya situs-situs sejarah warisan Portugis ini menggambarkan bahwa Kota Larantuka sangat kental dengan agama Katolik. Peleburan tradisi agama Katholik dan tradisi adat budaya Lamaholot menjadikan Larantuka sebagai salah satu kota yang unik. Semoga pelatihan ini akan terus digalakan sejakdini, sehingga generasi muda Flores Timur diajak untuk mencintai kota kelahirannya sendiri, Kota Reinha Rosari Larantuka”, ungkap Riski.
Penulis: Sutomo Hurint
Editor: Irvan K