Larantuka, Vox NTT-Pedagang di Pasar Inpres (Paris) Larantuka, Flores Timur mengeluhkan kios permanen yang baru dibangun oleh Pemerintah Daerah (PEMDA) Flores Timur (FLOTIM).
Para pedagang di Pasar Inpres Larantuka, Kepada VoxxNtt.com (03/03/2018) menilai bangunan pasar (kios) yang baru dibangun itu terlalu kecil dan sempit.
“Ruangan kiosnya terlalu sempit. Kios ini, yang luasnya 4×4 meter saja banyak barang dagangan yang kita taruh di luar karena sesak”, ungkap salah satu pedagang pasar Inpres yang berinisial SK kepada VoxxNtt.com (03/03/2018) sore.
Keluhan yang sama juga diungkapkan juga oleh SF, salah satu pedagang pasar Inpres Larantuka.
“Kiosnya sangat kecil. Tidak cukup muat barang dagangan. Hanya 2 atau 3 orang masuk di dalam saja sudah langsung penuh” ungkap SF.
Selain itu, SF merasa gelisah akan kenyamanan dan keamanan berdagang di area pasar tersebut. Pasalnya konstruksi kios permanen dan gedung pasar yang dibangun pemerintah setempat dinilainya tidak kuat.
“Musim penghujan tahun lalu atap gedung, seng dan kuda-kudanya terbongkar karena angin kencang. Tahun ini, atapnya juga terbongkar lagi karena angin. Beberapa bagian dinding kios permanen sudah retak-retak. Saya tidak nyaman menempati kios itu”, kata SF.
Sementara itu, beberapa keluhan lain yang berhasil dihimpun oleh VoxxNtt.com, pada hari Senin, (05/03/2018), adalah lamanya pengerjaan pembangunan dan penataan lokasi pasar Inpres Larantuka.
Para pedagang juga gelisah tidak mendapatkan kontrak kios yang baru dibangun sebab ada indikasi akan ada pedagang baru yang akan mengontrak kios baru di pasar yang dibangun pemerintah tersebut.
Beberapa pedagang yang dulunya berdagang di dalam lokasi pasar Inpres Larantuka, mengaku sudah 2 tahun menyewa kios di sekitar lokasi pasar Inpres selama proses pembangunan pasar berlangsung.
“Kami yang dipindahkan dari sana (Lokasi pasar) dapat kontrak kiosnya tidak yah? Soalnya, kami dengar beberapa pedagang baru juga akan menempati kios yang baru dibangun”, ungkap seorang pedagang berinisial MA.
Lamanya pengerjaan ini menyebabkan barang dagangan mereka tidak laku, karena sepi pengunjung. Dikatakan, fokus pengunjung dibagi dalam 2 tempat, yakni jalan atas dan jalan bawah.
Penulis: Sutomo Hurint
Editor: Irvan K