Vox NTT– Sipri Guntur, pegiat sosial dari Yayasan Gugah Nurani Indonesia (GNI) menilai Marselis Karong Sarimin, calon bupati Manggarai Timur, sebagai pemimpin yang tegas dan humanis.
Sebagai orang yang cukup lama hidup bersama Marselis selama di Papua, Sipri mendapat informasi dari rekan-rekan polisi yang se-kantor dengannya sebagai pribadi yang tegas, tuntas dan humanis.
“Marselis menerapkan bawahannya untuk selalu menegakkan peraturan dan kedisiplinan yang tinggi. Dalam menegakkan peraturan dan kedisiplinan di korpsnya, setiap ada bawahannya yang melakukan pelanggaran akan mendapatkan sanksi setimpal dengan pelanggaran yang dilakukannya. Maka banyak bawahan termasuk para pejabat di kepolisian yang hormat dan segan pada cara kepemimpinannya,” tutur Sipri dalam sebuah tulisan testimoni di VoxNtt.com beberapa waktu lalu.
Namun di balik ketegasannya, sosok cabup yang berpasangan dengan Paskalis Sirajudin dengan tagline Merpati ini ternyata tipe pribadi yang ramah dan suka menolong. Dirangkulnya semua bawahannya dengan pendekatan kepemimpinan yang humoris, santun dan penuh persaudaraan dan kekeluargaan.
Dengan demikian, bawahannya tidak takut kepada Marselis. Mereka sesekali datang bertamu di rumah pimpinannya yaitu Marselis dan pak Marselis pun memperlakukan mereka sebagai saudara dan anggota keluarganya.
“Relasi personal karena kekeluargaan harus dibedakan dengan relasi fungsional karena pekerjaan. Itulah prinsip yang diemban oleh Pak Marselis dalam merajut rasa kekeluargaan dan persaudaraan kepada bawahannya juga sesama pejabat di lingkungan kepolisian di mana dia berbakti,” pungkas Sipri.
Di kalangan masyarakat Flobamora yang ada di Jayapura dan sekitarnnya, lanjut Sipri, Marselis juga dikenal sebagai orang tua yang bijaksana dan perangkul. Dihimpunkannya banyak orang dari berbagai suku di Papua dengan rasa persaudaraan dan keakraban.
Diceritakan, orang Flobamora di Papua sangat menghormati pak Marselis sebagai sesepuh dan orang tua yang sangat rendah hati, ringan tangan dalam membantu mereka yang berkekurangan secara ekonomi dan financial. Juga dengan jaringannya yang begitu luas, beberapa orang dari Flobamora dicarikannya pekerjaan.
Dalam bidang olahraga, lanjut Sipri, Marselis sering menjadi donatur utama dalam setiap perhelatan pertandingan bola kaki baik di kalangan warga Flobamora maupun Warga Manggarai perantauan di Jayapura.
Marselis membesut beberapa tim sepak bola, khususnya dari Manggarai Timur yang selalu meraih juara 1 dalam pertandingan yang digelar.
Marselis kerapkali menyumbangkan piala bergilir, piala bagi sang juara dan uang pembinaan bagi kesebelasan yang juara.
Tak hanya itu, dalam bidang kerohanian, beliau juga merupakan orang yang sangat taat beragama. Di tengah kesibukannya sebagai salah satu pimpinan di kepolisian, Marselis selalu hadir di setiap aksi keagamaan, baik doa kelompok, maupun kontribusinya untuk pembangunan gereja di sana.
“Banyak tokoh rohaniwan, baik pastor dari kalangan katolik maupun pendeta dari kalangan Protestan mengenalnya. Demikian juga agama-agama lainnya. Marselis adalah tokoh multi-agama dan multi-etnis karena pendekatannya yang meretas sekat-sekat perbedaan karena SARA,” cerita Sipri.
Marselis juga sering membantu pasangan muda yang belum menikah. Marselis melakukan negosiasi dengan Pastor Paroki untuk menikahkan saudara-saudaranya dari Manggarai di Jayapura dan sekitarnya untuk menerima sakramen pernikahan.
“Maka suatu saat di Jayapura terjadi pernikahan massal pasutri baru yang belum menerima sakramen perkawinan. Marselis pun bersedia membantu urusan administrasi kegerejaan bagi pasutri itu, sehingga dengan mudah mendapatkan sakramen Perkawinan,” kisahnya.
Dengan segudang pengalaman di atas dan dibarengi dengan keadaan ekonomi yang kuat Sipri yakin Calon Bupati Manggarai Timur yang diusung PDI Perjuangan, Demokrat dan NasDem ini akan membawa perubahan untuk Kabupaten Manggarai Timur.
“Jika rakyat mempercayainya dan Tuhan mengabulkannya untuk menjadi Bupati Manggarai Timur periode 2018-2023. Semoga!” tutup Sipri. (Tim Merpati).