Kupang, Vox NTT- Maraknya kasus perdagangan orang (human trafficking) di NTT menjadi perhatian serius Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kupang.
Pada Rabu, (14/03/2018) mereka mendatangi ruangan Kepala Polisi Daerah Nusa Tenggara Timur (Kapolda NTT) untuk menuntut keadilan bagi korban.
Menurut PMKRI persoalan human trafficking telah menjadi perhatian serius masyarakat Nusa Tenggara Timur saat ini.
“Dalam sepekan saja sudah ada kiriman tiga peti mati dari Malaysia. Mirisnya lagi kondisi tubuh korban sangat tidak wajar” pungkas Ketua PMKRI cabang Kupang, Marko Gani.
Hal ini diungkapkan Marko terkait kematian TKI asal Kabupaten Kupang, Milka Boimau (62), dimana kondisi perut korban terdapat bekas jahitan.
Marko yang turut hadir dalam ibadah pemakaman korban, mengatakan ada kejanggalan dari awal perekrutan sampai dengan data yang ada saat ini.
“Saya melihat bahwa korban ditipu lalu kemudian berkas-berkasnya dimanupulasi dan dilegalkan oleh perekrut. Dari data yang diperoleh, identitas di ijazah dan paspor korban berbeda. Artinya, ada upaya pemalsuan indentitas yang dilakukan perekrut demi meloloskan korban” pungkasnya.
“Kami meminta dengan tegas agar Polda NTT segera mencari tahu siapa perekrutnya dan siapa yang membacking sampai korban berangkat ke Malaysia,” ujar Gani.
Di hadapan Kapolda NTT, Irjen. Raja Erizman, PMKRI memberikan pernyataan sikap secara tertulis yang isinya sebagai berkut:
- PMKRI Cabang Kupang Meminta Kapolda memberdayakan Babinkamtibmas di desa-desa untuk terlibat dalam upaya pencegahan perdagangan orang
- Kami berharap dengan ditingkatkannya status Polda NTT menjadi tipe A dapat menghadirkan kinerja polisi yang profesional dan peduli terhadap keadilan korban, bukan hanya peduli pada persoalan-persoalan seremonial.
- Meminta Kapolda NTT untuk segera menangkap perekrut almarhuma Milka Boimau
- Meminta Kapolda NTT untuk melakukan otopsi ulang jenasah Milka Boimau untuk membuktikan penyebab almarhuma meninggal dunia.
Menanggapi hal tersebut, Irjen. Raja Erizman merasa turut prihatin atas peristiwa tersebut.
“Sebagai lembaga penegak hukum, kami akan sikapi persoalan human trafficking secara serius. Hal tersebut sudah saya diskusikan bersama Gubernur dan DPRD NTT terkait solusi dan upaya pencegahan (preventif) terhadap kasus human trafficking sehingga kemudian peristiwa tersebut jangan diibaratkan seperti pemadam kebakaran” tegasnya.
Menurutnya, pendidikan dan lapangan pekerjaan harus dibuka seluas-luasnya di NTT agar tidak ada orang NTT yang hijrah ke luar negeri.
DPC PMKRI Kupang yang hadir dalam pertemuan ini yakni, Ketua PMKRI Cabang Kupang (Markus Gani), Sekretaris Jendral (Engelbertus B.Tobin), Wakil Sekjen I (Emanuel Boli), Presidium Gerakan Kemasyarakatan (Adrianus Oswin Goleng), dan Filbertus Oswin Nuwa ( Lembaga minat dan bakat).
Penulis: SL
Editor: Irvan K