Labuan Bajo, Vox NTT– Kampanye putaran kedua Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur (Cagub/Cawagub) NTT Periode 2018-2023 kembali digelar sejak Selasa, (20/03/2018).
Pasangan Cagub/Cawagub Benny K. Harman-Benny A. Litelnoni mendapat kesempatan untuk berkampanye mulai dari zona III yang mencakup wilayah Kabupaten Manggarai Barat-Nagekeo. Kampanye pada zona III ini akan berakhir sampai 27 Maret 2018 nanti. Setelah itu dilanjutkan ke zona IV yang mencakup Ende-Alor.
Cagub Benny K. Harman (BKH) memulai kampanyenya di Kampung Sowang, Desa Loha, Kecamatan Pacar, Kabupaten Mabar, Selasa (20/03/2018).
Tiba di Loha, BKH bersama Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Mabar, Rikar Jani serta rombongan dari tim pemenangan Propinsi disambut dengan ritual adat suru dan kapu (Penyambutan) di pintu masuk tempat kampanye.
Dalam pertemuan itu, BKH menjelaskan tentang Lima Program Utama jika dirinya bersama Cawagub Benny A. Litelnoni terpilih pada pemilihan 27 Juni 2018 nanti.
Menurut BKH lima program utama yang diusungnya (Harmoni) bukan tanpa dasar, tetapi program tersebut lahir dari proses yang cukup panjang dan penjaringan yang ketat.
Menurutnya, sebelum Harmoni menetapkan Lima Program Utama itu, timnya melakukan survey tentang masalah dasar yang saat ini dialami oleh masyarakat NTT.
Hasilnya, tim survey itu menemukan lebih dari 120 masalah.
Dari semua masalah itu, intinya adalah kemiskinan, keterbelakangan (infrastruktur yang tidak menunjang), kualitas pendidikan, kesehatan yang rendah, pengangguran dan keterbatasan lapangan pekerjaan.
Masalah kemiskinan, Keterbelakangan dan kualitas pendidikan yang rendah itu menurut BKH berdampak sangat luas.
Misalnya, pengangguran tinggi, perkenomian dan belanja yang rendah, berdampak pada banyaknya masyarakat NTT yang pergi bekerja ke luar negeri dan menjadi korban perdagangan orang (human trafficking).
“Problemnya adalah mereka yang menjadi TKI/TKW ini tidak dibekali pendidikan dan keterampilan yang mumpuni, sehingga tidak bisa menjadi pekerja profesional dan kerap mendapatkan perlakukan kekerasan, bahkan dianiaya sampai mati,” kata Cagub yang selama menjadi angggota DPR RI ini cukup getol melawan perdagangan orang.
Adapun litani persoalan itu menurut BKH, juga menjadi penyebab NTT dikategorikan dalam kelompok propinsi termiskin dan terbelakang bersama Propinsi Papua dan Maluku.
Untuk menjawab seluruh persoalan ini, Harmoni kemudian mengusung Lima Program utama tersebut tersebut, di antaranya:
1). Desa Menyala.
Program Desa Menyala ini untuk menyelesaikan masalah penerangan yang hampir 50% dari 3.323 Desa di NTT belum masuk listrik, juga Jaringan telekomunikasi.
2). Pembenahan Infrastruktur.
Menurut BKH panjang jalan Provinsi di NTT ada 2.800an km dan 45% dalam keadaan rusak parah. Infrastruktur menurut BKH bukan hanya jalan melainkan juga mencakup, pelabuhan, air minum bersih, dan irigasi.
3. Membuka lapangan pekerjaan baru bagi generasi muda, baik melalui jalur formal maupun nonformal.
4. Aksi Beasiswa untuk pelajar kurang mampu
5. Memberikan bantuan modal tanpa agunan.
Paket yang diberi nama koalisi Kebhinnekaan ini sangat yakin kelima program yang diusung itu mampu untuk menyelesaikan berbagai masalah tersebut.
Juara
Usai BKH menjelaskan tentang Lima Program utamanya jika terpilih, seorang tokoh masyarakat Loha, Hermanus Rabun secara spontan, sambil mengusung dua jempolnya memekikan “Juara!!”.
Aksi sepontanitas Rabun mengagetkan warga lain yang berada di sampingnya, juga memantik perhatian seisi tenda kampanye dialogis itu.
Ketika ditanya, mengapa dirinya memekikan kata itu?
Rabun mengatakan, sejak awal dirinya menyimak penjelasan BKH tentang lima program utamanya untuk memerangi multiketerbelakangan yang saat ini dialami rakyat NTT.
Menurut Rabun tampak sekali Cagub yang sebelumnya menjadi anggota DPR RI ini serius untuk membangun daerah ini.
“Saya senang mendengar penjelasannya dari tadi, saya kira yang dijelaskannya tadi menunjukan dia serius mau mengabdi untuk NTT,” jelas Rabun.
Makna lain dari pekikan dan pengusungan jempol tersebut, ingin mengatakan kemampuan yang ada pada BKH, terutama kepiawaiannya dalam menjelaskan program-programnya.
Ketika ditanya, apa yang membuktikan bahwa BKH serius membangun NTT?
Rabun mengomentarinya secara sederhana bahwa program kerja BKH itu tidak asal buat, tetapi merupakan jawaban atas hasil survey di masyarakat tentang apa yang menjadi masalah rakyat selama ini.
“Ya kan tadi Pak Benny bilang program kerjanya itu ditetapkan setelah melakukan survey masalah dan kebutuhan masyarakat NTT,” jelasnya.
Menurut Rabun, masalah sebagaimana hasil survey yang dilakukan tim Harmoni adalah masalah nyata yang yang sedang dialami rakyat NTT, khususnya di wilayah (kampung) Rabun.
Bahwa kemiskinan, keterbelakangan dan pengangguran adalah masalah yang saat ini nyata dialami rakyat NTT.
Rabun yang mengakui sangat mengidolakan BKH karena sering menonton BKH di TV ini, juga begitu yakin jika pada pilgub nanti paket Harmoni akan menang kompetisi demokrasi lima tahunan tersebut.
Penulis: Boni Jehadin
Editor: Irvan K