Redaksi, Vox NTT- Buruknya kualitas pembangunan aspal jalan di Kabupaten Manggarai Timur acapkali mengoyak hati warga.
Kerusakan aspal jalan yang padahal baru saja dikerjakan selalu saja menambah deretan penderitaan masyarakat di ujung timur Manggarai itu.
Padahal, di balik pembangunan aspal tentu saja ada asa yang terpendam di hati masyarakat akar rumput.
Selain mimpi memudahkan akses ekonomi mereka tercapai, warga juga mengharapkan umur teknis aspal jalan bisa bertahan lama (durabilty).
Masyarakat akar rumput juga mendambakan perhatian serius pemerintah di bidang infrastruktur jalan raya.
Keseriusan tersebut tentu saja harus diejawantakan tidak hanya sekadar persoalan anggaran semata, namun di balik pembangunan aspal jalan wajib berdampak di sektor infrastruktur dasar lainnya.
Masyarakat Manggarai Timur menyadari betul bahwa betapa infrastruktur jalan berperan penting dalam kemajuan ekonomi mereka.
Kualitas jalan yang baik, salah satu aspek yang bisa membuat masyarakat keluar dari kemisikinan dan keterbelakangannya.
Beberapa hari belakangan ini, VoxNtt.com menyajikan berita kualitas pembangunan aspal jalan pada beberapa titik di Kabupaten Manggarai Timur yang sangat buruk.
Sebut saja misalnya; pembangunan aspal jalan Benteng Jawa- Golo Waso di Kecamatan Lamba Leda yang sudah hancur berantakan. Padahal baru dibangun dua tahun lalu dan telah menelan anggaran miliaran rupiah.
Baca: Miris, Belum Dua Tahun Aspal Jalan Benteng Jawa-Golo Waso Sudah Rusak
Kemudian pembangunan aspal jalan Warat- Nceang di Kecamatan Borong. Kondisinya hingga kini memprihatinkan, padahal belum setahun selesai dikerjakan.
Baca: Belum Setahun Aspal Jalan Warat-Nceang Sudah Rusak Parah
Selanjutnya, pembangunan aspal jalan Watu Ci’e- Pocong di Kecamatan Poco Ranaka yang juga sudah rusak, padahal belum setahun selesai dikerjakan dengan menelan anggaran miliaran rupiah.
Baca: Belum Setahun, Proyek Lapen Watu Ci’e-Pocong Rusak Parah
Beberapa berita yang sudah dipublish VoxNtt.com adalah representasi dari berbagai persoalan kualitas buruknya pembangunan aspal jalan di seluruh Manggarai Timur yang telah merenggut harapan warga. Sebab bukan hanya terjadi di beberapa daerah tersebut, tetapi masih banyak terjadi di tempat lain di Manggarai Timur.
Kondisi tersebut tentu saja bukan persoalan anggaran. Namun persoalan mendasarnya adalah terletak pada political will pemimpin yang enggan mengatur baik stakeholder yang terlibat dalam proyek konstruksi.
Perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan belum dilakukan secara maksimal dalam proyek pembangunan aspal. Akibatnya, anggaran miliaran sudah terserap, namun asas manfaatnya masih seputar mimpi belaka.
Sorotan ini hadir di moment yang tepat karena memasuki babak pilkada di Manggarai Timur. Berharap, kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya menjadi catatan penting bagi bupati dan wakil bupati terpilih dalam Pilkada 27 Juni 2018 mendatang.
Staf Redaksi, Adrianus Aba