Mbay, Vox NTT-Gubernur NTT, Frans Lebu Raya mengklaim fondasi pembangunan sosial, ekonomi dan infrastruktur di NTT hingga kini semakin kuat.
Menurut dia, fondasi yang kuat di tiga sektor itu akan menjadi modal penting dalam pembangunan tahun 2019 mendatang.
Klaiman fondasi sosial, ekonomi dan infrastruktur di NTT semakin kuat tertuang dalam sambutan tertulis Lebu Raya yang dibacakan oleh Pjs. Bupati Nagekeo, Kosmas D.Lana dalam kegiatan Musrenbangkab Nagekeo di aula Setda setempat, Senin (26/03/2018) .
Lebu Raya mengatakan, peningkatan pembangunan pendidikan, kesehatan dan ekonomi di NTT ikut meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Hal ini bisa dilihat dari data bahwa pada tahun 2013 lalu IPM sebesar 61,68 dan pada tahun 20116 naik menjadi 63,13.
Pencapaian perkembangan IPM tersebut didukung kemajuan bidang-bidang pembangunan strategis.
Pembangunan strategis tersebut seperti, jangkauan pelayanan pendidikan dan kualitasnya semakin membaik.
Sehingga, data menunjukan angka melek huruf mencapai 91,52%, angka partisipasi sekolah (APS) tingkat SD dan SMP di atas 96% dan tingkat kelulusan semua jenjang pendidikan mencapai 100%.
Selain itu, politisi PDI Perjuangan itu menyebut pelayanan kesehatan di NTT semakin merata dengan diimbangi dengan peningkatan kualitasnya.
Sehingga, kasus kematian ibu dan bayi baru lahir makin menurun.
Misalnya, pada tahun 2016 terdapat 135.048 bayi lahir hidup dan bayi lahir mati mencapai 1.449.
Kasus gizi buruk juga menurun dari 3.357 kasus tahun 2015 menjadi 3.026 kasus pada tahun 2016.
Alasan klaiman semakin kuat lainnya pada pertumbuhan ekonomi.
Kata dia, sejak tahun 2014 tumbuh di atas nasional. Tahun 2017 tumbuh mencapai 5,16% di atas nasional yang tumbuh 5,07%.
Kualitas ekonomi meningkat tahun 2017 dengan indikator seperti Gini ratio 0,36 di bawah nasional dengan gini ratio 0,39 sebagai hasil pembangunan daerah terpadu berbasis desa/kelurahan dan berkembangnya kelembagaan koperasi.
Lalu, inflasi tahun 2017 sebesar 2,0% menurun dari 2.48% tahun 2016.
Penurunan ini sebagai dampak dari stabilnya harga bahan pokok dan meningkatnya kedaulatan pangan yang didukung provinsi NTT masuk 15 provinsi sentra padi, 10 provinsi sentra jagung, lima provinsi sentra ternak sapi dengan populasi di atas 1 juta ekor dan meningkatnya produksi perikanan.
Selain itu, lanjut Lebu Raya, PDRB perkapita atas dasar harga berlaku mencapai Rp 17 juta lebih.
Hal inilah yang mendukung NTT masuk dalam 14 provinsi yang konsisten mengalami pertumbuhan PDRB sehingga meningkatkan kontribusi pada PDB Nasional.
Gubernur yang berpasangan dengan Benny Alexander Litelnoni berharap perkembangan ekonomi daerah ke depan terus meningkat.
Harapan ini beringan dengan rencana pembangunan 7 bendungan hingga tahun 2019, terbangunnya 3 PLBN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru dan meningkatnya kapasitas fiskal daerah yang didukung peningkatan PAD Provinsi NTT yang saat ini telah mencapai lebih dari 1 triliun lebih.
Lebu Raya mengatakan, pembangunan infrastruktur transportasi, perhubungan, sumber daya daya air dan listrik juga ikut meningkat.
Pembangunan ini tentu saja mendukung pelayanan sosial dasar dan kegiatan ekonomi masyarakat.
Selain itu, dampak lain dari pembangunan infrastruktur yaitu untuk kelancaran transportasi yang dapat memicu jumlah kunjungan wisatawan ke NTT.
Data menunjukan, dari 425.440 orang wisatawan yang datang ke NTT pada tahun 2013 lalu, menjadi hampir mencapai 1 juta tahun pada tahun 2017 dengan rata-rata tinggal meningkat dari 2 hari menjadi 3 hari.
Dikatakan, pariwisata akan terus berkembang dengan ditetapkannya NTT sebagai destinasi utama nasional dan Labuan Bajo menjadi salah satu dari 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Untuk mendukung pengembangan pelayanan sosial dasar dan percepatan pembangunan ekonomi maka jangkauan pelayanan air bersih, elektrifikasi dan sanitasi harus terus ditiingkatkan, sehingga mendukung perbaikan kualitas hidup masyarakat.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Adrianus Aba