Atambua, Vox NTT- Paskah kali ini, umat paroki Laktutus, Keuskupan Atambua memiliki cara tersendiri dalam memperingati misteri sengsara dan wafat Tuhan Yesus.
Mereka menjalankannya bukan tablo atau visualisasi seperti di banyak tempat, tetapi sebuah prosesi yang mereka sebut “salib perbatasan”.
Kurang lebih 1000 umat memikul dan mengarak sebuah salib besar dari gereja baru menuju puncak bukit Laktutus. Jaraknya kurang lebih 2 KM.
Salib tersebut terbuat dari kayu cemara berdiameter 17 CM dengan panjang 12.50 Meter. Selanjutnya didirikan di atas puncak bukit Laktutus yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste.
Dari atas bukit Laktutus, salib ini akan terlihat jelas dari berbagai penjuru mata angin.
Yohanes Kristo Tara, OFM, Pastor Paroki Laktutus mengatakan, salib perbatasan dipersembahkan oleh Umat Katolik Laktutus untuk seluruh masyarakat perbatasan NKRI-RDTL dan para pejuang NKRI.
Selain itu kata Pastor Kristo, salib perbatasan dipersembahkan kepada pemerintah dan semua pihak yang peduli dan terlibat dalam pembangunan masyarakat perbatasan.
Dia menambahkan, salib perbatasan ini mesti membawa transformasi spiritual dan sosial bagi semua orang yang bersentuhan dengan tapal batas kedua negara, baik Indonesia maupun Timor Leste.
“Memang spirit transformasi spiritual dimulai dari bukit kecil Laktutus. Tapi sama seperti transformasi Kalvari yang segera menyebar ke seluruh dunia, demikian halnya dengan transformasi spiritual Laktutus,” ujar Pastor Kristo.
Menurutnya, salib perbatasan Laktutus memberi pesan kuat pada pertobatan sosial yang berdampak pada transformasi sosial di tapal batas.
Selain itu, diharapkan juga salib perbatasan ini dapat menjadi sarana bagi umat untuk semakin memperkokoh kekuatan spiritual. Setiap orang yang mengunjugi salib ini dapat membawa kegembiraan dan sukacita iman dalam penjarahan hidupnya.
Salib perbatasan Laktutus hendak merangkul semua orang dan seluruh alam semesta dalam transformasi absolut, yakin kebangkitan universal dalam diri Tuhan Yesus Kristus.
Sumber: Press Release
Editor: Adrianus Aba