Ruteng, Vox NTT- Justice Peace and Integrity of Creation Ordo Fratrum Minorum (JPIC OFM) Indonesia mendesak Polres Manggarai segera mengungkap pelaku penembakan Ferdinandus Taruk (27).
Pasalnya, kendati sudah dilakukan autopsi kasus kematian warga Karot, Kelurahan Karot, Kecamatan Langke Rembong itu hingga kini masih misteri.
Ferdy sendiri meninggal di RSUD dr Ben Mboy Ruteng pada 7 April 2018 lalu sekitar pukul 09.30 Wita.
Dokter tak mampu menyelematkan nyawa Ferdy, setelah sebuah peluru menyasar di kepalanya dalam insiden penembakan misterius pada 27 Maret lalu di Karot. Saat insiden naas itu dia sedang asyik nongkrong bersama teman-temannya.
“Mendesak Kepolisian Manggarai untuk segera mengungkap dan memproses hukum pelaku penembakan terhadap almarhum Ferdy Taruk,” ujar Advokat di JPIC OFM Indonesia, Valentinus Dulmin dalam rilis yang diterima VoxNtt.com, Senin (11/04/2018).
Polisi, kata dia, harus memiliki kehendak yang kuat dan itikad baik sebagai penegak hukum untuk mengungkapkan misteri penembakan terhadap almarhum Ferdy Taruk.
Dikatakan, kehendak dan itikad baik, serta kejujuran dipertaruhkan oleh pihak Polres Manggarai untuk mengungkapkan siapa pelaku penembakan yang telah menewaskan Ferdy tersebut.
Dulmin menambahkan, Polisi seharusnya menjadi garda terdepan untuk memberi perlindungan terhadap masyarakat dari aksi kekerasan.
Apalagi, autopsi yang sudah dilakukan. Hal ini seharusnya menjadi awal dan dasar dalam proses pengungkapan pelaku penembakan tersebut.
Baca: Ferdy Meninggal, Pelayanan Publik di Manggarai Dinilai Buruk
Menurut Dulmin, kasus penembakan Ferdy telah menimbulkan tanya besar di kalangan masyarakat Manggarai.
Mirisnya, Ferdy yang adalah warga masyarakat biasa harus mati di moncong senjata karena ulah oknum yang hingga kini belum terungkap identitasnya. Apalagi Ferdy sendiri adalah tulang punggung dalam menafkahi keluarganya.
“Si pelaku penembakan, entah sengaja atau tidak, telah menghendaki kematian almarhum (Ferdy),” tukas Dulmin.
“Mengutuk keras aksi penembakan dan kekerasan lainnya yang menimbulkan kematian yang terjadi di Manggarai,” ujar Dulmin.
Penulis: Adrianus Aba