Atambua, Vox NTT-Pasangan Calon Gubernur NTT periode 2018-2023 Esthon Foenay dan Wakil Gubernur Chirstian Rotok menyatakan siap membawa masyarakat NTT untuk lebih sejahtera dan berdaya saing.
Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan kampanye terbatas putaran ketiga yang dilangsungkan di kelurahan Manumutin, Atambua Belu,Kamis (26/4/2018).
Tiba di halaman rumah adat suku Bei Leto, Esthon-Christ disambut secara meriah oleh ratusan kader partai pengusung dan simpatisan yang sudah menunggu sejak pagi hari.
Pantauan VoxNtt.com di lokasi kampanye, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung partai Gerindra, PAN dan Perindo disambut secara adat oleh tua adat suku Bei Leto dengan menyembelih seekor babi di depan rumah adat.
Dalam orasi politiknya, Esthon Foenay mengajak semua simpatisan untuk berdemokrasi secara sehat karena hanya dengan demikian masyarakat NTT bisa melahirkan pemimpin yang berintegritas dan bisa melayani rakyat dengan segenap jiwa dan raga.
“Pilihlah pemimpin yang memiliki nilai kejujuran, keadilan, pro rakyat dan keikhlasan” tegas Esthon di hadapan ratusan simpatisan dan kader partai.
Disampaikannya, agar masyarakat NTT bisa keluar dari situasi keterpurukan saat ini maka apabila terpilih, Esthon-Ch1rist akan fokus untuk menyelesaikan masalah kesehatan, pendidikan dan pariwisata sebagai lokomotif ekomomi.
“Puskesmas yang ada di kecamatan akan ditingkatkan jadi Puskesmas Rawat Inap. Sementara, untuk pendidikan, kita akan fokus untuk meningkatkan kesejahteraan guru-guru honor dimana setiap guru akan diberi honor dari APBD provinsi.
Sementara itu, terkait program pembangunan desa, pasangan Esthon-Christ bertekad untuk bantu setiap Desa 500 juta per tahun untuk mendorong ekonomi di Desa.
“500 juta adalah bentuk konkret Esthon-Christ dalam membangun Desa agar ekonomi di desa bisa bergerak” papar mantan Kepala Bappeda ini.
Sementara, Calon wakil gubernur Christ Rotok, dalam oraainya meminta agar masyarkat memanfaatkan moment pilgub ini dengan baik. Menurut Politikus yang menjabat Bupati Manggarai dua periode ini, apabila masyarakat tidak memanfaatkan pesta demokrasi ini dengan baik maka masyarakat NTT membutuhkan lebih dari 50 tahun untuk berubah.
“Kalau tidak manfaatkan moment ini dengan baik maka kita akan tunggu 50 tahun lagi untuk melakukan perubahan” tegas Rotok.
Rotok juga meminta simpatisan yang ada agar tidak percaya pada isu-isu yang dibangun yang tidak berkaitan dengan program kerja. Dirinya meminta agar pemilih membebaskan diri dari isu-isu SARA yang selama ini dihembuskan.
“Jangan percaya pasa isu yang dibangun untuk membuat masyarakat NTT hidup dalam kotak-kotak” ajak Rotok.
Rotok meminta masyarakat harus merasa bebas dalam menentukan pilihan sebab keputusan yang dibuat dalam bilik suara selama tiga menit berdampak puluhan tahun bagi kehidupan masyarakat NTT.
Penulis:Marcel Manek