Soe, Vox NTT- Salah seorang ahli waris Usif Manufui, Yusly Benu buka suara menanggapi pernyataan ahli waris lain, Aprianus Yunus Benu yang dirilis Voxntt.com Rabu (9/5/2018) terkait penolakan rencana pembangunan Bandara di Boking, Kecamatan Boking, Kabupaten TTS.
Sebelumnya, melalui media ini Yunus Benu menyatakan menolak rencana pembangunan Bandara tersebut dengan alasan belum duduk rembuk antara Usif Manufui bersama para amaf.
Menanggapi hal ini, Yusly Benu yang dihubungi melalui telepon selularnya Rabu (9/5/2018) mengatakan, belum terlaksananya pertemuan antara Usif dengan para amaf disebabkan karena saat ini tim survei dari Provinsi NTT sedang melakukan survei pada tiga lokasi yakni Baus, Meosin (Kecamatan Boking) dan Skinu di Kecamatan Toianas.
Dan hingga saat ini, dari ketiga lokasi tersebut belum dipastikan lokasi mana yang layak untuk dibangunkan Bandar Udara.
“Iya, memang kami belum duduk sama-sama dengan para amaf, karena lokasi yang layak untuk bangun bandara itu dimana. Apakah di Meosin, Baos atau di Skinu,” aku Yusly.
Yusly menegaskan, jika tim survei sudah menentukan lokasi mana yang dianggap layak untuk dibangun bandara Boking, dia akan melaksanakan pertemuan dengan para amaf untuk membicarakan penyerahan tanah.
“Nanti setelah tim survei sudah tentukan lokasi yang layak itu dimana, baru kita akan lakukan pertemuan dengan para amaf,” tegasnya.
Baca: Alih Waris Usif Manufui Tolak Pembangunan Bandara Boking
Sementara anggota DPRD Provinsi NTT, Jefri Unbanunaek yang dimintai tanggapan terkait dengan penolakan Yunus Benu mengenai rencana pembangunan bandara Boking mengatakan, pembangunan bandar udara Boking bertujuan untuk membantu meningkatkan perekonomian dan pembangunan di wilayah perbatasan.
Pembangunan fasilitas, semisalnya Bandara Boking kata Jefri juga untuk menunjang percepatan pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Amanatun yang sekarang sedang diproses di tingkat pusat.
Jefri menganggap, penolakan suatu pembangunan merupakan dinamika yang wajar dalam suatu daerah. Apalagi sekarang masih pada tahap survei untuk menentukan layak atau tidak pembangunan Bandara Boking.
“Soal ada penolakan, di mana-mana ada pembangunan tentu ada dinamika seperti itu. Dan itu hal yang wajar karena saat ini Tim survei juga sementara melakukan study kelayakan,” kata Jefri.
Layak dan tidaknya pembangunan Bandara di Selatan Pulau Timor itu kata Jefri akan dipresentasikan oleh Tim Survei.
“Kita tunggu saja bagaimana hasil survei dan studi kelayakan yang dilakukan oleh Tim. Kalau tidak layak ya apa yang mau ditolak,” kata Jefri sambil bergurau.
Menyangkut masalah tanah, dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada pemilik hak ulayat yakni Usif dan para Amaf.
Sebagai penggagas dan insiator pembangunan Bandara Boking, dirinya berharap hasil survei dan studi kelayakan rencana pembangunan Bandara Boking dan pertemuan antara Usif dan amaf dapat berjalan baik demi peningkatan pembangunan dan lompatan perekenomian masyarakat di wilayah Selatan Pulau Timor kian membaik.
Penulis: Paul Resi
Editor: Boni J