Kupang, Vox NTT-Ledakan keras yang diduga bom bunuh diri terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di kawasan Ngagel, Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018).
Pastor Eko Budi Susilo, Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Surabaya kepada VoxNtt.com, Minggu siang menceritakan misa pertama di gereja katolik Santa Maria Tak Bercela dimulai pukul 05.30 WIB dan berakhir pukul 06.30 WIB.
“Usai misa pertama tersebut, umat pulang. Yang mengikuti misa kedua mulai berdatangan. Kira-kira 40% umat sudah ada di dalam gereja” kisah Romo Eko.
Sekitar pukul 07.13, saat hendak memulai misa kedua, ada dua orang yang naik motor masuk melalui pintu bagian selatan.
Melihat dua orang yang mencurigakan tersebut, seorang petugas keamanan bernama Bayu mencoba menghadang.
“Saat itulah bomnya meledak tepatnya pukul tujuh lewat 13 menit 44 detik” ungkap Romo Eko.
Beruntung ledakan ini terjadi di luar gereja saat hendak memulai misa kedua yang baru dimulai tepat pukul 07.30 WIB.
Menurut Romo Eko, Bayu dan dua teroris tersebut kemungkinan meninggal.
“Rupanya Bayu meninggal bersama dua pelaku karena kondisi tubuhnya hancur akibat ledakan” tutur Eko. Tonton videonya di sini
Informasi yang diperoleh VoxNtt.com hingga pukul 11.10 WIB, ledakan bom di tiga gereja di Surabaya ini mengakibatkan sembilan orang meninggal dunia dan 40 orang lainnya mengalami luka-luka.
Korban luka-luka saat ini dirawat di tiga rumah sakit di Surabaya.
Romo Eko, menceritakan hingga saat ini, Polisi masih melakukan proses identifikasi di tiga lokasitersebut.
Ketiga gereja itu adalah Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngegel, GKI di Jalan Diponegoro dan Gereja Pantekosta di Jalan Arjuna.
Penulis: Irvan K