Mbay, Vox NTT-Warga desa Tengatiba, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo terpaksa harus mengonsumsi air kali yang sangat keruh dan berbau.
Bahkan untuk mendapatkan air yang keruh dan berbau itu, warga terpaksa harus berjalan kaki hingga ratusan meter.
Air yang diambil merupakan hasil resapan dari lubang darurat yang digali dengan jarak hanya tiga puluh sentimeter dari sumbernya.
Ester Konga, salah seorang warga desa Tengatiba membenarkan kondisi yang memprihatinkan tersebut.
Sebelum dimasukkan ke dalam jeriken, kata Ester, air hasil resapan itu harus dikuras secara berulang kali agar terlihat bersih.
Menurutnya kebiasaan ini bukan baru sekali terjadi tetapi telah berlangsung lama ketika musim kemarau tiba.
Dikatakan air tersebut dimanfaatkan untuk kebutuhan seperti masak dan minum. Sedangkan untuk mandi dan cuci menggunakan air dari embung.
Ester mengaku, meskipun air keruh dan berbau, namun warga terpaksa tetap mengonsumsinya.
Hal itu lantaran BLUD SPAM Nagekeo belum menyediakan saluran air bersih menuju desa Tengatiba.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Adrianus Aba