Ende, Vox NTT-Nilai-nilai Kebhinekaan belakangan ini memang sangat teruji dengan berbagai ancaman disintegrasi bangsa. Bahkan, Pancasila sebagai dasar Negara masih diperdebatkan.
Dalam dialog kebangsaan di Aula Hotel Flores Mandiri, Kabupaten Ende, NTT pada Kamis (31/5/2018), sejumlah peserta mengusulkan agar pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) kembali diterapkan di sekolah.
Penerapan kembali pelajaran PMP dimaksud untuk dapat memperkokoh rasa kebangsaan. Selain itu, dapat membuat masyarakat terus meneladani pentingnya Kebhinekaan sejak dini.
“Saya dulu guru PMP. Dan pelajaran ini mengingatkan pelajar waktu itu tentang pentingnya Kebhinekaan. Saya justru mengusulkan ini untuk diterapkan kembali,” kata Tobhias Tonda, tokoh pendidik Kabupaten Ende.
Usulan itu, menurut dia, sangat penting mengingat sejumlah ancaman terhadap generasi kekinian. Apalagi dengan perkembangan tehnologi yang pesat.
Bahkan, Tobhias menyarankan agar pelajaran PMP diberikan pelajar hingga perguruan tinggi. Dengan demikian rasa cinta terhadap Tanah Air terus menerus ditumbuh dan dirasakan warga Indonesia.
“Saat ini kita rasa dan kita dengar bersama. Ada pihak yang masih menganggap Pancasila bukan ideologi bangsa. Bahkan ada yang mau menggantikan dengan ideologi lain. Ini menurut saya ancaman paling besar dan saya saran untuk diterapkan kepada mahasiswa,” katanya.
Sementara, Wily Aran, Wartawan Harian Umum Flores Pos mengusulkan agar materi PMP diterapkan mulai dari anak usia dini. Ia bahkan mendorong agar usulan tersebut menjadi rekomendasi untuk dipertimbangkan oleh Pemerintah Pusat.
“(Pelajaran) PMP perlu dimasukan dalam kurikulum. Ini materi sangat penting terutama bagi generasi kekinian,” kata Wily.
Ia mengatakan, nilai-nilai Pancasila seperti musyawarah, gotong royong, kerukunan dan toleransi beragama sangat dibutuhkan untuk menjaga keutuhan suatu bangsa yang pluralistis.
Penulis: Ian Bala
Editor: Adrianus Aba