Borong, Vox NTT- Meski belum mendapat layanan Perusahaan Listrik Negara (PLN), sebanyak 256 rumah di desa Wangkar Weli, Kecamatan Poco Ranaka Timur, Kabupaten Manggarai Timur telah diterangi listrik dengan kekuatan 32 Mega Watt.
Sejak tahun 1996, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMA) telah hadir di desa berpenduduk 1554 jiwa ini berkat usaha dari Pemerintah Kabupaten Manggarai.
Selama 22 tahun aset kebanggaan masyarakat ini terus dipelihara meski kerap mengalami kerusakan pada turbin dan pergantian manajemen.
Kini, aset ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Wangkar Weli dengan bantuan Dana Desa setempat.
“Awalnya PLTMA ini diketuai Bapak Frans Daur dan saya sendiri sebagai sekertarisnya. Dulu daerah yang serahkan dari kabupaten Manggarai,” kata Rofinus Naman, Kepala Desa Wangkar Weli, Senin (04/06/2018).
Kehadiran PLTMA ini, kata Rofinus, selain memberikan penerangan, juga menciptakan Pendapatan Asli Desa (PADes).
Dari iuran yang diterima dari konsumen, setiap bulan desa ini mendapat pemasukan sebesar Rp.6.500.000. Jika dikali selama satu tahun, pemasukannya mencapai Rp.78.000.000.
Iuran ini dari warga dipungut berdasarkan pemakaian. Kisarannya mulai Rp.15.000-Rp.25.000.
“Pemasukan ini kami jadikan sebagai PADes untuk membiayai manajemen, karyawan dan pemeliharaan mesin,”ungkap Rofinus.
Saat ini, lanjut dia, saldo yang tersisa di rekening sebanyak 32 juta. Jumlah ini telah dikurangi dengan biaya pergantian mesin akibat panel dan turbinnya terbakar pada tahun 2007.
“Akhirnya kami harus ganti ulang mesinnya dengan biaya 52 juta satu paket,” jelas Rofinus.
Namun demikian, pemanfaat listrik masih sebatas sore sampai malam hari. Pasalnya pada siang hari, air yang menggerakn turbin di sungai Wae Nunung dialirkan ke sawah masyarakat.
Selain untuk penerangan rumah warga, listrik tenaga air di desa ini juga membantu kebutuhan listrik di Puskesmas Pembantu, sekolah dan kantor desa.
Modal Simpan Pinjam
Kehadiran listrik saja tentunya belum bisa meningkatkan taraf hidup warga desa Wangkar Weli. Di bidang pemerdayaan ekonomi, Kades Rofinus dan jajarannya membantu masyarakat dengan penyertaan modal untuk koperasi simpan pinjam dengan bunganya 1,5%.
Koperasi milik BUMDes ini dibentuk pada tahun 2017 dengan jumlah anggota mencapai ratusan orang. Modal awalnya disuntik dari dana desa.
Hingga Juni 2018, sebanyak 22 orang yang meminjam dan 8 orang sudah mencicil pengembalian. Jumlah ini memang masih tergolong kecil. Namun kades Rofinus tidak berhenti mendorong warganya untuk pinjam di koperasi dari pada ke pemilik modal dengan sistem ijon.
Bapak Maksi Harapan, warga desa Wangkar Weli sekaligus tokoh masyarakat, mengapresiasi gebrakan Kades Rofinus.
“Kami sebagai masyarakat sangat merasakan peran desa untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Semoga program seperti ini terus dilanjutkan agar dapat memperbaiki ekonomi masyarakat desa ini,” kata Maksi.
Maksi juga terus mendukung dan memantau pengelolaan dana desa agar tepat sasaran dan terhindar dari godaan korupsi.
“Soal transparansi kita juga acungkan jempol karena setiap proyek desa sudah ada baliho anggarannya yang dipampang di tengah desa. Sehingga masyarakat sendiri bisa memantau” pungkasnya.
Penulis: Irvan K