Ruteng, Vox NTT- Wilibrodus Kengkeng, anggota DPRD Manggarai mengatakan, ruas jalan Pau-Muwur di Kecamatan Rahong Utara segera dibangun tahun 2018 ini.
Menurut dia, proyek rehabilitasi jalan tersebut sudah dianggarkan Pemerintah Kabupaten Manggarai bersama DPRD pada APBD tahun 2018 ini sebesar Rp 600.000.000 (enam ratus juta rupiah).
“APBD Manggarai tahun 2018 ini sudah menganggarkan proyek rehabilitasi jalan Pau-Muwur,” kata Wili kepada VoxNtt.com di Ruteng, Sabtu (23/06/2018).
Menurut politisi Demokrat itu, selain Pau-Muwur proyek rehabilitasi jalan lain di seputar wilayah tersebut yaitu ruas Kuwu-Manong. Anggarannya sama yakni sebesar Rp 600.000.000 (enam ratus juta rupiah).
Masih di sekitar wilayah itu, lanjut Wili, APBD 2018 juga telah menganggarkan proyek pembangunan telford dan lapen pada ruas Muwur-Bapa-Wae Racang senilai Rp 800.000.000 (delapan ratus juta rupiah).
Wili berharap agar masyarakat di wilayah tersebut tidak berpikir jauh dari sentuhan pembangunan infrastruktur. Sebab, masyarakat adalah bagian integral yang selalu menjadi perhatian pemerintah.
Dikabarkan sebelumnya, jalan yang menghubungkan Dusun Laru-Dusun Garang, Desa Manong menuju Desa Wae Mantang di Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai hingga kini rusak parah.
Jalan yang masuk dalam ruas Pau-Muwur milik Pemerintah Kabupaten Manggarai itu, sekitar lima kilometer seakan belum dibangun aspal.
Padahal sebelumnya aspal sudah dibangun, namun sudah terkupas keluar hanya tersisa batu telford.
Batu-batu telford yang sangat licin di atas ruas jalan penghubung Desa Manong dan Desa Wae Mantang tersebut menyulitkan pengendara saat melintas.
Rius Tarus, Warga Laru Desa Manong kepada VoxNtt.com, Rabu pagi (20/06/2018), mengatakan sepanjang 5 kilometer di jalan itu aspal tak lagi membekas dan hanya tersisa batu telford.
Itu terutama jalan yang menghubungkan tiga kampung di Desa Manong dan Wae Mantang yaitu Kampung Laru menuju Garang dan Muwur.
Rius mengaku, di jalan yang rusak itu sering kali kendaraan roda dua dan empat tergelincir karena licin.
Apalagi jika melintas saat musim hujan. Semua kendaraan harus menggunakan dedak untuk menyiram di atas batu putih itu agar tidak licin.
“Semenjak diaspal sekitar tahun 2010 itu tidak pernah perbaik. Hingga sekarang ini kondisinya sangat memprihatinkan dan tidak ada lagi aspal yang tersisa,” kata Rius.
“Kalaupun ada perbaikan hanya fokus di lokasi tertentu saja. Itu pun hanya dari dan Kampung Pau dan Kampung Kelumpang,” sambung dia.
Rius menduga pembangunan aspal jalan termasuk perbaikannya dikerjakan asal-asalan, sebab kualitasnya sangat rendah.
Dia mencontohkan, jalan yang menghubungkan Kampung Pau Desa Bangka Ajang menuju Kampung Kelumpang Desa Manong, meskipun sering diperbaiki namun tidak bertahan lama.
“Karena kerja asal-asalan. Selain itu tidak ada pengawasan dari pihak terkait pada saat pekerjaan berlangsung,” tandas Rius.
Selain itu, Rius menduga kualitas pekerjaan aspal rendah dikarenakan kontraktor pelaksana memakai tenaga dari luar wilayah itu.
“Padahal kalau kami yang dipakai untuk kerja rasa tanggung jawabnya ada dan pasti sangat berkualitas. Karena itu kepentingan dan kebaikan kami sendiri,” tegasnya.
Vendik, pengendara sepeda motor di salah titik lokasi yang rusak saat ditemui media ini juga mengeluh kondisi aspal jalan Manong-Wae Mantang yang memprihatinkan.
Baca Juga: Jalan Manong-Wae Mantang Rusak Parah
“Saya kalau lewat di sini harus hati-hati dan cari jalan tanah kosong di luar jalan kalau mau lewat,” katanya.
KR: Leonardus Jehatu
Editor: Adrianus Aba