Ende, Vox NTT-Lebih dari empat tahun program layanan Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dikelola BPJS Kesehatan berjalan.
Sebagai salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka HUT BPJS Kesehatan yang ke-50, serta dalam rangka memastikan peserta JKN-KIS mendapatkan pelayanan terbaik, para pimpinan BPJS Kesehatan terjun langsung meninjau pelayanan di sejumlah Kantor Cabang dan Kantor Kabupaten BPJS Kesehatan. Tak hanya itu mereka pun turun secara melayani langsung para peserta BPJS yang datang berkunjung.
“Kegiatan eksekutif frontliner ini merupakan salah satu wujud komitmen kami dalam menjaga dan mengoptimalkan pelayanan kepada peserta JKN-KIS. Kepuasan dan loyalitas peserta menjadi prioritas kami. Untuk itu, ke depan kami berharap Duta BPJS Kesehatan makin terpacu memaksimalkan layanan. Kualitas layanan tidak boleh stagnan karena ekspektasi peserta akan terus meningkat,” ujar Kepala BPJS Kesehatan Cabang Ende Kodu Billi usai melayani peserta JKN-KIS di Kantor BPJS Kabupaten Ngada, Kamis (5/7/2018).
Dalam kesempatan tersebut, para Direksi dan senior leader BPJS Kesehatan menggantikan sementara tugas frontliner BPJS Kesehatan untuk memberikan pelayanan langsung kepada peserta JKN-KIS maupun masyarakat umum yang mendatangi Kantor Cabang dan Kantor Kabupaten BPJS Kesehatan, khususnya di Loket Fast Track (pelayanan cepat).
“Berinteraksi dan melayani langsung peserta JKN-KIS tentu menjadi kesan tersendiri bagi kami. Tugas frontliner sebagai garda terdepan pelayanan peserta JKN-KIS di Kantor BPJS Kesehatan memiliki tantangan tersendiri,” ujar Kodu.
Menurut Kodu, jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang menerapkan sistem jaminan sosial, pertumbuhan peserta jaminan kesehatan di Indonesia terbilang amat pesat.
Jika hanya dalam waktu 4 tahun, program JKN-KIS sudah meng-cover hampir 80% dari total penduduk Indonesia. Sebagai pembanding, negara yang menjalankan program jaminan sosial sejak lama seperti Jerman, sekitar 120 tahun, baru meng-cover 85% populasi penduduk. Austria menjalankan selama 72 tahun dan meng-cover 99% populasi penduduk.
Sementara Jepang memerlukan waktu selama 36 tahun dan Belgia membutuhkan 118 tahun untuk mencakup 100% populasi penduduk.
“Saat ini program JKN-KIS telah menjadi program jaminan kesehatan terbesar di dunia, jika melihat jumlah kepesertaannya yang telah melampaui 198,8 juta dan dilaksanakan melalui pendekatan single payer institution. Jumlah ini dipastikan akan terus bertambah mencapai cita-cita Universal Health Coverage (UHC) alias Cakupan Kesehatan Semesta, sehingga nantinya seluruh penduduk Indonesia akan dilindungi jaminan kesehatan JKN-KIS yang berkualitas dan berkesinambungan. Oleh karenanya, semangat Duta BPJS Kesehatan untuk mengabdi pada negeri tidak boleh surut. Pelayanan prima harus tetap jadi yang utama,”kata Kodu.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 22.247 FKTP yang terdiri atas 9.881 Puskesmas, 5.023 Dokter Praktir Perorangan, 5.473 Klinik Non Rawat Inap, 634 Klinik Rawat Inap, 20 RS kelas D Pratama serta 1.207 Dokter Gigi.
Sementara itu di tingkat FKTRL, BPJS Kesehatan telah bermitra dengan 2.397 RS dan Klinik Utama, 1607 Apotik dan 1.079 Optik.
Penulis: Ian Bala
Editor: Adrianus Aba