Larantuka Vox NTT- Ina Kira, demikian ibu dua putera asli Pora Ende Lio ini biasa disapa. Mempunyai suami seorang guru PNS merangkap kepala sekolah tak membuatnya santai dan berharap dari pendapatan sang suami.
Ia malah menyisihkan sedikit demi sedikit penghasilan sang suami dengan memulai jualan kecil-kecilan barang-barang sembako. Usahanya bergerak maju dan jadi sebuah kios besar yang melayani warga Desa Riang Rita, Kecamatan Ile Bura, Flores Timur.
Lamabero, demikian nama kios yang kini jadi pemasok bahan sembako dan perlengkapan lainnya bagi warga desa. Sukses membuka kios, Ina bersama sang suami berhasil membeli sebuah mobil pick up pada tahun 2013.
Mobil ini jadi alat transportasi yang sangat mendukung mobilitas pengadaan barang-barang kios dari kota Maumere, kabupaten Sikka menuju Riang Rita, Flores Timur.
Menurut Ina, mobil pick up yang dibeli adalah berkat usaha menyisihkan sedikit demi sedikit tabungan ditambah dana pinjaman dari bank.
“Untuk usaha kita tak perlu takut berhutang, intinya berhutang untuk usaha produktif bukan untuk senang-senang,” tuturnya dengan lembut.
Layaknya usaha-usaha yang lain tidak berjalan mulus, demikianpun yang dijalankan Ina, pasti mengalami suasana dimana usahanya jatuh bangun, tetapi tak membuatnya surut malah memperkokoh tekat dan semangatnya untuk terus bangkit.
“Ada sih jatuh bangun usaha, tapi ini jalur usaha yang sudah saya pilih. Jadi, saya musti tekun dan serius untuk mencari segala strategi agar bisnis ini tidak macet. Namanya buka kios di desa, kendala yang pasti dihadapi adalah pembeli yang berhutang. Ini tantangan yang awal-awalnya bikin stres juga, tapi saya tidak mundur. Intinya adalah buat jangka waktu pengembalian,” ungkapnya.
Setelah hampir berjalan satu dekade membangun usaha kios, istri Titus Toda Temu ini berpikir, musti ada usaha lain yang juga harus segera digarap.
“Kami punya tanah di Boru. Daripada lepas kosong saja saya dan suami lalu berdiskusi untuk membangun usaha kos-kosan. Setelah bersepakat maka dimulai pembangunan kos-kosan sejak akhir April lalu. Tepatnya 19 Juli 2018 kos yang diberi nama Lambero Kos ini selesai difinishing. Sebuah kos megah enam kamar lengkap dengan dapur, kamar mandi/WC juga air yang mengalir lancar,” terang Ina.
Menurut pengakuannya, total dana yang dikeluarkan dalam usaha membangun kos ini sebesar Rp 103 juta. Ina mengaku puas karena enam kamar kos itu kini semuanya terisi. Harga sewa setiap bulan adalah Rp 500.000.
Penulis: Hengky Ola Sura