Ruteng, Vox NTT- Yani Rewos, salah satu tokoh muda di Manggarai meminta pemerintah kabupaten itu agar terlibat aktif dalam penanganan kasus penembakan Ferdinandus Taruk.
Ferdy Taruk ditembak oleh orang tak dikenal di Karot Ruteng Kecamatan Langke Rembong pada 27 Maret lalu, sekitar pukul 24.00 Wita. Kasus penembakan terjadi saat ia sedang asyik nongkrong bersama teman-temannya.
Sebutir peluru yang kemudian diketahui berbahan dasar kuningan bersarang di kepala korban. Pada malam itu juga ia langsung dibawa ke RSUD Ruteng.
Namun nasib berkata lain. Ferdy Taruk akhirnya meninggal setelah dua minggu dirawat di rumah sakit.
“Saya mengamati pemerintah tidak pro aktif bersama masyarakat, khususnya terlibat bersama keluarga Ferdy Taruk,” ujar Yani kepada VoxNtt.com di Ruteng, Rabu (01/08/2018).
Menurut dia, Pemkab Manggarai juga belum pernah menyatakan sikapnya terkait penembakan Ferdy Taruk melalui forum koordinasi pimpinan daerah (Forkompimda).
Padahal, kasus penembakan Ferdy Taruk merupakan masalah sosial yang meresahkan, mengganggu dan mengancam ketenteraman masyarakat secara keseluruhan.
“Kalau masalah hukum itu urusan Polisi. Tapi sebagai pemerintah yang tanggung jawab terhadap masyarakat mesti mengambil bagian dengan mengkoordiasikan persoalan ini melalui Forkompinda,” ujar Yani.
Tak hanya Yani Rewos yang meminta peran pemerintah.
Sebelumnya, Fransiskus Y.A Syukur, Juru bicara keluarga almarhum Ferdy Taruk menagih keberpihakan Bupati Manggarai Deno Kamelus dalam mengusut tuntas kasus penembakan misterius tersebut.
Yos Syukur menyadari betul bahwa salah satu misi Bupati Deno ialah penegakan supremasi hukum, HAM, dan kesataraan gender di Kabupaten Manggarai.
Karena itu, dia meminta Bupati Deno melalui Divisi Hukum Pemkab Manggarai segera membantu berkoordinasi dengan Polres Manggarai agar segera mengungkapkan pelaku.
“Kasus yang menimpa keluarga kami ini sebenarnya pintu masuk bagi bupati untuk ikut ambil bagian dalam penegakan supremasi hukum di Manggarai. Jangan menunggu laporan resmi,” ujar Yos Syukur kepada VoxNtt.com di sela-sela aksi damai di depan Kantor Mapolres Manggarai, Jumat malam, 27 Juli lalu
Menurut dia, sejak malam penuh misteri itu satu-satunya harapan keluarga korban ialah Pemkab Manggarai. Sebab keluarga tak berdaya, masih dalam bayang-bayangan kesedihan akibat kepergian almarhum yang dinilai tidak wajar.
Empat bulan kasus ini bergulir, kata Yos, Pemkab Manggarai tak ada tanda ada pendampingan bagi keluarga almarhum Ferdy Taruk.
Sementara itu, Bupati Manggarai Deno Kamelus menegaskan, pihaknya tidak punya kewenangan untuk mengintervensi Kepolisian dalam pengusutan kasus penembakan almarhum Ferdy Taruk.
“Saya yakin tugas Kepolisian profesional. Tugas kita semua beri dukungan supaya Kepolisian dapat mengungkapkan kasus ini,” ujar Bupati Deno saat dihubungi VoxNtt.com, Sabtu malam, 28 Juli lalu.
Penulis: Adrianus Aba