Mbay, Vox NTT- Umat Stasi Aegela, Paroki St Petrus Martir Ndora bergotong royong membangun rumah ibadah berupa kapela.
Pembangunan kapela itu mulai dilaksanakan pada Senin, 31 Juli 2018 dengan ditandai acara peletakan batu pertama.
Acara diawali dengan ibadah sabda yang dipimpin langsung oleh Pastor Paroki St Petrus Martir Ndora, RD. Paskalis Baba.
Perayaan ekaristi itu dihadiri oleh seluruh umat dari Stasi Aegela dan Stasi Fataleke.
Ketua Panitia Pembangunan Kapela Stasi Aegela, Pius Mare saat ditemui VoxNtt.com di kediamannya di Aegela, Jumat pagi (03/08/2018), mengatakan pembangunan kapela Stasi Aegela itu penting. Sebab kondisi kapela yang ada sudah tidak mampu menampung umat.
Pius mengaku, pada setiap hari Minggu dan hari besar keagamaan, umat lebih banyak berdiri di luar ketimbang di dalam kepela. Hal itu terjadi lantaran kapela sangat kecil tak bisa menampung banyaknya umat.
Melihat kondisi ini, umat Stasi Aegela kemudian berembuk untuk membangun kapela baru. Ukurannya tentu saja lebih besar dari kapela sebelumnya.
Sesuai rencana anggaran biaya (RAB), kata Pius, pembangunan kapela tersebut membutuhkan dana sebesar Rp 1.800.000.000.
Dana bersumber dari swadaya umat per-kepala keluarga (KK) kurang lebih sekitar Rp 16 juta lebih. Sistem pengumpulannya dilakukan secara bertahap. Tahap pertama sebesar Rp 400.000/ KK. Total KK sebanyak 114.
Dia mengatakan, dana yang terkumpul pada tahap pertama itu untuk pembangunan fondasi sampai dengan slof dan pengecoran tiang.
Walaupun demikian, lanjut Pius, biaya pembangunan kapela itu tidak semata-mata dibebankan kepada umat yang ada di Stasi Aegela. Tapi mereka juga mendapat bantuan dari putra-putri asal Aegela yang berada di luar daerah.
“Kami merasa tidak sendirian dalam pekerjaan ini, karena ada para pihak lain yang juga memberikan bantuan,” kata Pius.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Adrianus Aba