Borong, Vox NTT- Excavator milik salah satu kontraktor di Kabupaten Manggarai Timur (Matim) berjalan langsung di atas aspal jalan Watu Ci’e-Benteng Jawa.
Akibatnya, jalan aspal itu rusak. Di setiap titik permukaan aspal terkupas setelah ditindis roda rantai excavator.
Saat ini, excavator itu sedang parkir di Golo Garit, Desa Deno, Kecamatan Poco Ranaka.
Hendrikus Mance, warga Deno mengatakan, pihaknya tidak mengetahui pemilik excavator itu. Ia juga tak tahu hendak ke mana alat berat tersebut.
“Adik lihat sendiri kan, aspalnya banyak yang rusak akibat excavator jalan langsung di atas jalan tanpa bantuan mobil. Seharusnya kan pakai mobil, biar tidak merusak jalan, ” ujar Hen saat ditemui VoxNtt.com, Senin (06/08/2018).
Alat berat itu, kata dia, tiba-tiba parkir di samping jalan Watu Ci’e-Benteng Jawa.
“Kami juga tidak tahu ke mana tujuannya dan alat ini milik siapa,” tambah Hen.
Hen pun mendesak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Matim agar membuat surat teguran kepada pemilik excavator. Sebab banyak jalan rusak akibat dilintasi alat berat tersebut tanpa bantuan mobil.
“Pemerintah mesti tindak tegas pemilik alatnya. Kasian fasilitas Negara dirusak karena ulah oknum yang tidak bertanggung jawab,” desak Hen.
Selain itu, dia mengharapkan kepada Pemda Matim melalui Dinas PUPR agar mewajibkan para kontaraktor mengangkut alat berat menggunakan mobil. Hal itu penting agar jalan tidak dirusaki akibat alat berjalan langsung di atas aspal.
Kata dia, pemerintah sudah mengeluarkan uang miliaran rupiah untuk membangun jalan.
“Tetapi, rusak satu hari saat alat berat melintas tanpa alas. Mestinya, tanpa menggunakan mobil, alat berat bisa menggunakan ban karet,” kata Hen.
Menurut dia, selain merusaki aspal, exavator yang melintas di jalur umum juga menganggu kendaraan lainnya.
“Alat berat sebaiknya diangkut malam hari. Jangan di siang hari karena banyak kendaraan lewat. Apalagi, lebar jalan yang hanya tiga meter. Saat berpapasan dengan alat berat terutama tanjakan membuat kendaraan harus bertahan lama menuggu tempat yang aman,” ucap Hen.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba