Kupang, Vox NTT- Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kupang menggelar Dialog Interaktif, Minggu (05/08/2018).
Kegiatan yang digelar di Sekretariat PMII Kupang itu dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) yang ke-73.
Dialog dilakukan di bawah tema “Bangkitkan Marwah Kebhinekaan dan Kebangsaan Menyonsong HUTRI 73”.
Ketua Umum Pengurus Cabang PMII Kupang, Hasnu Ibrahim mengatakan, kegiatan ini bersifat berkelanjutan (sustainability) hingga menjelang tanggal 17 Agustus mendatang.
Dia mengatakan, langkah yang diambil oleh PMII Kupang lewat dua cara yakni, gerakan langsung dan gerakan tak langsung.
Gerakan langsung, PMII Kupang mendiskusikan persoalan kebhinekaan dan kebangsaan dengan menghadirkan narasumber.
Sedangkan gerakan tak langsung ratusan anggota dan kader PMII Kupang menyerukan secara serentak hingga tanggal 17 Agustus 2018, baik di Facebook, Instagram dan WhatsApp.
Gerakan tak langsung sengaja digagas oleh Badang Pengurus Harian PMII Kupang guna menepis stigma perbedaan dan perpecahan sesama anak bangsa terkait eksistensi kebhinekaan dan kebangsaan.
Hasnu menyampaikan, semenjak PMII dilahirkan komitmen kebangsaan telah ditanamkan bagi anggota dan kader organisasi itu di seluruh Indonesia.
“Komitmen kebhinekaan dan kebangsaan PMII dapat terlihat dari pengejawantaan PMII dalam muatan doktrinal kaderisasi yang begitu masif dan komprehensif. Nilai-nilai tersebut PMII jabarkan dalam bentuk tasamuh (toleran), tawasshut (moderat), tawazzun (keseimbangan ) dan ta’adul (Keadilan ),” kata Hasnu.
Hasnu menegaskan selain muatan doktrinal tersebut PMII juga memiliki khittoh dalam bingkai beragama dan berbangsa.
“Khittoh tersebut yakni semangat Keislaman, semangat Keindonesian dan Semangat Kebangsaan,”ujarnya
Sementara itu, Sri Chatun, salah satu narasumber dalam dialog itu menegaskan, kaderisasi PMII pada dasarnya merupakan kaderisasi bersifat admistratif, taktis dan strategis.
“Kaderisasi administratif merupakan amanat administratif PMII dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ( AD/ART ) PMII,” katanya.
Dia mengataka, kaderisasi taktis itu merupakan kaderisasi yang bersifat mencerdaskan anak bangsa sebagai manifesto dari amanat konstitusi pancasila dan UUD 45.
Sedangkan, kaderisasi strategis merupakan kaderisasi yang bersifat jangka panjang.
“Keunikan ber-PMII yakni kita belajar dari sejarah masa lalu, menyesuaikan dengan situasi dan kondisi hari ini dan menginfestasikan untuk perbaikan hari esok menuju Indonesia Berketuhanan, Berperikemanusian dan berperikeadilan sebagai amanat pancasila,” jelasnya.
“PMII harus berani melihat dan membaca dinamika kedaerahan dan dinamika nasional hari yang terus berkembang makin hari makin memenjarakan dan memperkosai hak-hak milik bersama,” tambah Cahtun.
Dinamika kebhinekaan dan kebangsaan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat hari ini, kata dia, diakibat dari minimnya kesadaran kolektif sebagai amanat semangat nasionalisme.
“Kita jelas kok dengan semboyan hubbul watthon minal iman (mencintai bangsa adalah sebagai bagian dari iman),” ujar Chatun.
Dia berharap, anggota dan kader PMII Kupang harus menjadi garda terdepan dalam membicarakan persoalan-persoalan kebhinekaan dan kebangsaan di NTT.
Sebab anggota dan kader PMII menyandang status kader pembela bangsa dan penegak agama.
“Semoga kegiatan ini akan mampu menyebarkan virus kebaikan demi kebhinekaan dan kebangsaan yang lebih baik lagi, dari PMII Kupang untuk NTT dan untuk Indonesia,” tutupnya.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Adrianus Aba